Jadi Satpam dan Santri, Koruptor Terendus Juga Ngumpet di Pesantren

Kamis 10-02-2022,07:50 WIB

Ada-ada saja cara koruptor untuk sembunyi dari kejaran petugas untuk diproses hukum. Seperti yang dilakukan terpidana kasus korupsi, Arif Firdaus ini.

Mantan Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan (Sumsel) itu memilih bersembunyi di pondok pesantren. Dia menyamar menjadi satpam, sekaligus nyantri di pesantren tersebut.g

Arif lupa ada pepatah sepandai-pandainya menyimpan bangkai, baunya akan tercium juga. Pelariannya itu pun akhirnya terendus. 

Kepala Pusat Penerangan dan Hukum Kejaksaan Agung Leonard Eben Ezer menyatakan Tim Tangkap Buronan (Tabur) sudah meringkus Arif. Dia ditangkap di pondok pesantren yang berada di kawasan Babakan Pameungpeuk, Wanasari, Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (8/2) malam.

Arif buron untuk menghindari proses hukum perkara korupsi dana belanja Sekretariat DPRD Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan, tahun 2017. Dia merugikan negara Rp 6,1 miliar.

“Dia sembunyi di sana (pesantren) selama setahun belakangan. Bekerja sebagai petugas keamanan pondok,” ungkap Leonard.

Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Penukal Abab Le­matang Ilir, Zulkifli menambahkan, informasi keberadaan Arif diperoleh setelah mengintai kediaman terpidana itu beberapa waktu.

Semula Arif diketahui meninggalkan kediamannya di Rejosari Lorong Balai, Penukal Abab Lematang Ilir sendirian. Belakangan, istri dan empat orang anaknya juga menghilang dari rumah ini.

Aparat kejaksaan istri dan anak-anak Arif menyusul ke tempat persembunyian terpidana itu. “Kami koordinasi dengan Kejagung serta mengirim petugas untuk memonitor lokasi yang dicurigai,” kata Zulkifli seperti dikutip dari Rakyat Merdeka.

Istri Arif diketahui sebagai pengajar di pondok pesantren modern di Purwakarta itu. Aparat yakin Arif bersembunyi di sana.

“Mereka mengontrak rumah tak jauh dari pondok pesantren. Buronan Arif pun ternyata bekerja di pondok pesantren tempat istrinya mengajar,” beber Zulkifli.

Tim Tabur dikirim untuk menangkap Arif. Selama pemantauan, target jarang terlihat di rumah kontrakannya.

Arif lebih banyak menghabiskan waktu di pesantren. Petugas pun menyatroni pesantren tempat Arif menjadi petugas keamanannya.

Arif tak menduga tempat persembunyiannya bakal terbongkar. Juga tak mengira bakal kedatangan tim kejaksaan.

“Kami langsung memintanya menyerah. Dia mengikuti perintah jaksa tanpa perlawanan,” ujar Zulkifli.

Tags :
Kategori :

Terkait