Hina Dayak Pakai Atribut Sunda, Majelis Adat Kecam Edi Mulyadi

Selasa 25-01-2022,14:35 WIB

Kasus dugaan penghinaan yang dilakukan Edi Mulyadi pada Kalimantan tidak hanya memantik emosi suku Dayak.

Majelis Adat Sunda, melalui ketuanya, Ari Mulia Subagja ikut mengecam atas ucapan Edi Mulyadi yang menghina suku Dayak di Kalimantan.

Padahal kasus dugaan penghinaan terhadap suku Sunda belum selesai. Kini, ramai soal penghinaan terhadap suku Dayak di Kalimantan oleh seorang bernama Edi Mulyadi.

“Kami mengeluarkan pernyataan sikap atas penghinaan yang dilakukan oleh Edi Mulyadi terhadap Masyarakat Adat Dayak dan terhadap seluruh masyarakat kalimantan,” jelasnya, Selasa (25/1).

Ari menambahkan, bahwa masyarakat adat Sunda ikut marah dan merasakan getar batin saudara-saudara kami di Kalimantan, khususnya masyarakat adat Dayak yang perasaan kolektifnya tercederai oleh sikap dan pernyataan sdr Edi Mulyadi.

“Secara khusus kami juga ikut marah atas sikap Edi Mulyadi karena mengenakan iket kepala, yang merupakan atribut adat masyarakat Sunda saat ia menyampaikan kata yang menyakitkan saudara kami dari suku Dayak,” jelasnya.

Pihaknya atas nama Majelis Adat Sunda (MAS) merasa perlu menegur Edi Mulyadi yang telah menggunakan atribut adat Sunda saat melukai hati masyarakat adat Dayak.

“Dalam kesempatan ini, Majelis Adat Sunda kembali mengajak seluruh eksponen masyarakat adat Nusantara dari Sabang sampai Merauke untuk terus meningkatkan solidaritas Kebangsaan dan tidak terprovokasi untuk terpecah belah oleh ideologi dan ajaran yang anti kepada Pancasila,” paparnya dikutip dari Pojoksatu.

Ari menilai Pancasila adalah nilai yang digali yang bersumber inspirasi dari bumi Nusantara yang dihuni oleh beragam suku bangsa dan praktek keyakinan yang telah ada dan hadir berabad-abad dan beribu tahun yang silam.

“Pancasila dan Kebangsaan Indonesia adalah kristalisasi nilai adat dan budaya yang tumbuh dan berkembang menurut hukum zaman. Oleh karena itu setiap bentuk negasi terhadap eksistensi adat dan budaya daerah dan suku bangsa harus dilawan oleh segenap elemen suku bangsa yang ada di Indonesia,” jelasnya.

Sekali lagi, pihaknya atas nama Majelis Adat Sunda mendesak Edi Mulyadi untuk meminta maaf dan mempertanggungjawabkan atas pernyataannya yang menghina masyarakat Kalimantan dengan menggunakan atribut ke Sunda an nya.

“Sikap tersebut tidak selaras dengan budaya yang senantiasa saling Silih Asih, Silih Asah dan Silih Asuh. Demikian pernyataan sikap ini kami buat untuk menjadi perhatian segenap komponen Bangsa Indonesia agar supaya hal-hal seperti ini tidak terjadi kembali di kemudian hari,” pungkasnya dikutip dari Pojoksatu. (pojoksatu/ima)

Tags :
Kategori :

Terkait