Rekannya Jatuh Gegar Otak dan Patah Tulang, Mahasiswa Tegal Protes Kerusakan Jalan Mataram

Selasa 04-01-2022,19:25 WIB

Puluhan mahasiswa dari salah satu politeknik di Kota Tegal menggelar aksi unjuk rasa di sekitar Jalan Mataram Kota Tegal, Selasa (4/1) siang. Mereka memprotes rusaknya jalan yang tak kunjung diperbaiki meski sudah hampir dua tahun. 

Ketua BEM Politeknik Harapan Bersama, Ilham Randiansyah mengatakan akses di sekitar Terminal Kota Tegal rusak berat. Jalan berlubang sehingga menghambat kelancaran arus kendaraan yang melintas. 

"Meski kondisinya rusak, namun masih saja dilewati oleh bus, truk gandeng, dan kendaraan besar lainnya," katanya. 

Menurut Ilham, akibat jalan rusak itu rekannya sesama mahasiswa bahkan menjadi korbannya. Dia mengalami gegar otak dan patah tulang akibat terjatuh saat melewati jalan penghubung ke jalur alternatif jalur lingkar itu. 

“Kawan-kawan mahasiswa kita ada yang sampai gegar otak dan patah tulang akibat jatuh karena lewat jalan yang rusak ini,” ujarnya. 

Ironisnya, kondisi tersebut sudah berlangsung selama dua tahun. Namun, tidak kunjung ada perbaikan yang berarti. 

“Masyarakat sudah membayar pajak. Namun hak warga negara untuk mendapatkan fasilitas seperti infrastruktur jalan yang baik tidak diberikan,” ujar Ilham. 

Padahal, imbuh Ilham, sesuai Pasal 24 ayat 1 Undang-Undang 22/2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan menyebutkan penyelenggara wajib segera dan patut untuk memperbaiki jalan rusak yang dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. 

Wakil Ketua Abdul Syukur menuturkan akses ekonomi terhambat, karena jalanan yang rusak itu bahkan lumpuh. 

“Sebenarnya kami tidak ingin turun ke jalan. Namun suara kami tidak didengar, sehingga kami turun ke jalan supaya kami didengar pemerintah,” ucap Abdul Syukur. 

Menurut Abdul Syukur, saat kampanye, pemerintah berjanji untuk memperhatikan masyarakat. Tetapi, saat ini jalan rusak namun tidak cenderung diperbaiki. 

"Saat ini jalanan rusak. Tapi di mana pemerintah? Apakah kami harus jadi korban selanjutnya?” tandasnya. 

Selain menyampaikan aspirasi, mahasiswa iiga turun ke jalan untuk menyumbangkan 10 meter kubuk atau 1 dam truk pasir dan batu. Uang untuk membeli pasir dan batu itu pun didapat secara patungan. (muj/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait