Utang luar negeri (ULN) Indonesia per Oktober 2021 seperti yang dicatat Bank Indonesia (BI) sudah tembus USD422,3 miliar atau setara dengan Rp6.055 triliun.
Meski begitu secara nilai, utang itu turun 0,35 persen dibanding dengan bulan sebelumnya yang mencapai USD423,8 miliar. Hal itu diungkapkan Kepala Departemen Komunikasi sekaligus Direktur Eksekutif BI, Erwin Haryono, Selasa (14/12) kemarin.
"Rendahnya ULN Indonesia disebabkan penurunan posisi ULN pemerintah dan sektor swasta," kata Erwin.
Erwin merinci, ULN pemerintah tercatat sebesar USD204,9 miliar per Oktober 2021 atau turun dari bulan sebelumnya yang sebesar USD205,5 miliar. Penurunan terjadi seiring dengan beberapa seri surat berharga negara (SBN) dan pinjaman yang jatuh tempo pada Oktober 2021.
"Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel," ujarnya.
Sementara ULN swasta, tercatat USD208,4 miliar per Oktober 2021. Angkanya turun dari bulan sebelumnya yang sebesar USD209,2 miliar.
"Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi sebesar 1 persen pada bulan Oktober 2021, setelah pada periode sebelumnya tumbuh rendah sebesar 0,4 persen," imbuhnya.
Menurut Erwin, penurunan ULN swasta disebabkan ULN lembaga keuangan yang terkontraksi 5,8 persen dan pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan yang melambat 0,3 persen.
"Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap, dan udara dingin, sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 76,8 persen dari total ULN swasta," jelasnya.
Kendati demikian, lanjut Erwin, struktur ULN Indonesia tetap sehat. Hal ini tercermin dari rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) yang terjaga di kisaran 36,1 persen atau turun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 37 persen.
"Struktur ULN Indonesia tetap sehat juga ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 88,3 persen dari total ULN," pungkasnya. (der/zul)