Ekonom senior Rizal Ramli menyoroti sikap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terkesan 'ngotot' memindahkan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur (Kaltim). Padahal, kondisi perekonomian Indonesia masih babak belur, akibat pandemi Covid-19.
Rizal menyesalkan sikap pemerintah tersebut. Padahal di satu sisi, ia menyebut cukup mengetahui bahwa Indonesia tak punya uang dan masih membutuhkan anggaran untuk pemulihan ekonomi nasional.
Hal itu ia disampaikan Rizal Ramli diskusi virtual Gelora Talks bertajuk "APBN di antara Himpitan Pajak dan Utang Negara", dikutip Kamis (21/10).
"Kita tidak punya uang untuk membangun ibu kota baru atau proyek ini atau proyek itu," kata Rizal Ramli.
Alih-alih sukses memindahkan Ibu Kota Negara, mantan Menko Maritim itu justru khawatir nasib Indonesia seperti negara Brasil yang gagal total dalam pemindahan Ibu Kota Negara. Apalagi katanya, lokasi Ibu Kota Negara di Kaltim tersebut sangat tidak strategis karena terlalu jauh.
"Brasil bikin ibu kota baru Brazilian City, tiga jam dari kota lama Rio de Janeiro, gagal. Hanya jadi monumen," ungkapnya.
Berbeda lagi dengan Malaysia yang berhasil memindahkan Ibu Kota Negaranya, karena jarak Ibukota awal dengan yang baru tidak terlalu jauh. "Malaysia, bikin ibu kota baru, hanya kurang satu jam dari Kuala Lumpur, berhasil," pungkasnya.
Sebelumnya, anggota Komisi V DPR RI, Suryadi Jaya Purnama mengingatkan angka yang diperkirakan untuk membangun Ibu Kota Negara (IKN) yang baru berpotensi melonjak berkali-kali lipat dari prediksi awal.
"Angka Rp490 triliun barulah hitungan kebutuhan pemerintah, namun dalam realisasinya bisa menjadi 2-3 kali lipat. Contohnya dalam proyek kereta cepat Bandung-Jakarta yang pada perhitungan awalnya hanya Rp60 triliun namun kini realisasinya mencapai lebih dari Rp100 triliun," kata Suryadi Jaya Purnama dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (9/10) lalu.
Apalagi, Suryadi berpandangan Rancangan Undang-Undang IKN tersebut dipandang oleh Suryadi bukan sebagai agenda mendesak, terutama di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang belum stabil akibat pandemi Covid-19.(git/zul)