Utang Asing Hampir Rp6.000 Triliun, kok Pemerintah Malah Bilang Masih Aman?

Kamis 16-09-2021,05:20 WIB

Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia akhir Juli lalu sudah mencapai USD415,7 miliar atau setara Rp5.944,5 triliun (kurs Rp14.300 per USD).

Posisi ULN ini tumbuh 1,7% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 2,0% (yoy). Perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN Pemerintah.

Direktur Eksekutif Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan ULN Pemerintah tumbuh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi ULN Pemerintah di bulan Juli 2021 mencapai USD205,9 miliar atau tumbuh 3,5% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Juni 2021 sebesar 4,3% (yoy).

"Perkembangan ini disebabkan oleh penurunan posisi Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan pembayaran neto pinjaman bilateral, di tengah penarikan pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan dampak pandemi Covid-19, dengan tetap menjaga kredibilitas Pemerintah dalam pengelolaan ULN melalui pelunasan pokok pinjaman yang jatuh tempo," kata Erwin di Jakarta, Rabu (15/9).

Erwin menambahkan sesuai strategi pembiayaan yang telah ditetapkan, Pemerintah juga menerbitkan SBN dalam dua mata uang asing (dual-currency) yaitu dolar AS dan Euro pada bulan Juli 2021 untuk memenuhi pembiayaan APBN secara umum, termasuk untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

"Penerbitan SBN valuta asing tersebut memanfaatkan momentum sentimen positif investor yang kuat dan kondusifnya pasar keuangan AS," ujarnya.

Kendati demikian, kata Erwin, pemerintah terus berkomitmen mengelola ULN Pemerintah secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas.

Antara lain mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,8% dari total ULN Pemerintah), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,2%), sektor jasa pendidikan (16,4%), sektor konstruksi (15,4%), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (12,6%).

"Posisi ULN Pemerintah aman, karena hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN Pemerintah," terangnya.

Sedangkan, ULN swasta tumbuh sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. ULN swasta pada Juli 2021 tumbuh rendah sebesar 0,1% (yoy), setelah mengalami kontraksi sebesar 0,2% (yoy) pada Juni 2021.

Pertumbuhan ULN swasta tersebut disebabkan oleh pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan sebesar 1,5% (yoy), meski melambat dari 1,7% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Sementara itu, pertumbuhan ULN lembaga keuangan mengalami kontraksi sebesar 5,1% (yoy), lebih rendah dari kontraksi bulan sebelumnya sebesar 6,9% (yoy).

"Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada Juli 2021 tercatat sebesar USD207,0 miliar, menurun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar USD207,8 miliar," ungkapnya.

Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan, dengan pangsa mencapai 76,6% dari total ULN swasta.

"ULN tersebut masih didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,6% terhadap total ULN swasta," imbuhnya.

Tags :
Kategori :

Terkait