Seluruh pemerintah daerah diminta memberikan upaya terbaik dalam menekan angka kematian akibat COVID-19.
Kasus kematian akibat COVID-19 di tingkat nasional dapat dilihat dengan persentase. Tujuannya agar tidak bias akibat terpengaruh naik atau turunnya kasus positif.
"Di pekan ini persentase kematian adalah sebesar 2,92 persen atau hampir mendekati tiga persen. Sebagai gambaran persen kematian di tingkat dunia saat ini sebesar 2,12 persen," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito di Jakarta, Minggu (15/8).
Untuk kematian di tingkat provinsi bisa melihat angka kenaikannya. Tujuannya agar bisa menilai provinsi mana yang perlu segera ditangani.
Wiku menyebutkan, lima provinsi yang menyumbang kenaikan kematian mingguan tertinggi adalah Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Jawa Tengah.
"Selain berfokus pada penurunan kasus aktif, penurunan kematian juga perlu menjadi fokus utama dalam perpanjangan PPKM ini," terangnya.
Kenaikan angka kematian telah berlangsung selama tiga pekan berturut-turut pada Juli 2021. Hal ini membuat Indonesia kehilangan 24.496 nyawa dengan rata-rata kematian harian di atas 1.000 orang.
"Dimohon kepada seluruh pemerintah daerah untuk terus memantau ketersediaan tempat tidur, obat-obatan, ventilator, dan alat kesehatan lainnya di setiap rumah sakit rujukan COVID-19 di wilayahnya. Koordinasikan dengan pusat apabila membutuhkan bantuan darurat," paparnya.
Dia mengharapkan dengan angka keterisian tempat tidur (BOR) ruang isolasi yang terus menunjukkan penurunan. Pada pekan ini angka BOR nasionalnya sebesar 54,35 persen.
"Seharusnya kematian dapat ditekan semaksimal mungkin. Karena orang yang membutuhkan perawatan RS menunjukkan penurunan," tutupnya. (rh/zul/fin)