Perintah Jokowi, Gubernur, Bupati, Wali Kota Jangan Nyetok Vaksin Langsung Suntikkan ke Warga

Minggu 08-08-2021,07:10 WIB

Seluruh kepala daerah diminta tidak menyetok vaksin yang sudah didistribusikan pemerintah pusat. Permintaan itu diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan mendorong kepala daerah segera menghabiskan vaksin yang sudah diterimanya.

"Jangan sampai kalau gubernur mendapatkan vaksin, bupati/wali kota mendapatkan vaksin, jangan biarkan vaksin itu berhenti sehari-dua hari. Langsung suntikan pada masyarakat," kata Jokowi, Sabtu (7/8) kemarin.

Dalam rapat terbatas tentang evaluasi perkembangan dan tindak lanjut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat itu, Jokowi menyebut, kecepatan vaksinasi merupakan kunci dalam penanganan Covid-19.

Untuk itu, Jokowi meminta semua pihak mendukung vaksinasi Covid-19 nasional. Apabila kepala daerah sudah menghabiskan stok vaksin, maka pemerintah pusat akan mengirimkannya lagi.

"Habis, minta (ke pemerintah) pusat lagi. Jangan ada stok vaksin terlalu lama, baik di dinkes maupun di rumah sakit dan puskesmas. Perintahkan segera semua, segera suntikkan," jelas dia seperti yang dikutip dari jpnn.com.

Bekas wali kota Solo itu menekankan pentingnya percepatan vaksin bagi penduduk Indonesia. "Karena kecepatan ini juga akan memberikan proteksi pada rakyat kita. Akan saya ikuti terus, angka-angka harian ini," tandasnya.

Secara nasional, angka kesembuhan harian kembali menembus angka tertinggi. Yakni mencapai 48.832 orang sembuh per hari. Angka kesembuhan hari ini meningkat dari angka tertinggi sebelumnya 47.128 orang.

Pada pasien terkonfirmasi positif (RT-PCR/TCM dan rapid antigen), bertambah sebanyak 39.532 kasus. Sementara itu, pasien meninggal juga bertambah lagi sebanyak 1.635 kasus.

Lebih lanjut, melihat perkembangan penanganan per provinsi, terdapat lima provinsi menambahkan pasien sembuh harian tertinggi. Provinsi Jawa Barat menambahkan 8.028 orang, Jawa Tengah 7.966 orang, Banten menambahkan 6.899 orang, Jawa Timur menambahkan 5.007 orang serta DKI Jakarta menambahkan 3.211 orang.

Sementara, pada penambahan kasus terkonfirmasi positif harian terdapat 5 provinsi dengan angka tertinggi. Yakni Jawa Barat 4.580 kasus, Jawa Timur menambahkan 4.490 kasus, Nusa Tenggara Timur menambahkan 3.598 kasus, Jawa Tengah menambahkan 3.022 kasus dan Riau menambahkan 2.205 kasus.

Sedangkan untuk sebaran kasus aktif, jumlah tertinggi berada di Jawa Barat sebanyak 107.907 kasus, Jawa Timur sebanyak 46.978 kasus, Jawa Tengah sebanyak 45.972 kasus, DI Yogyakarta sebanyak 37.820 kasus dan Sumatera Utara sebanyak 22.892 kasus.

Ada juga lima provinsi dengan angka kematian harian tertinggi diantaranya di Jawa Tengah menambahkan 440 kasus, Jawa Timur 380 kasus, Jawa Barat 107 kasus, Kalimantan Timur menambahkan 87 kasus serta Sumatera Selatan menambahkan 63 kasus. (tan/jpnn/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait