PPKM Diperpanjang, 40 Persen UMKM di Indonesia Bangkrut

Sabtu 07-08-2021,09:00 WIB

Ketua Komite Tetap UKM dan Koperasi Kadin Indonesia, Sharmila mengatakan, dilanjutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menjadi Level 4 di beberapa wilayah Indonesia membawa dampak signifikan kepada pelaku UMKM.

Apalagi, kata dia, imbas dari pandemi Covid-19 sudah meruntuhkan sekitar 40 persen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menutup bisnis atau gulung tikar. Bahkan, pendapatan UMKM sampai turun drastis sekitar 70 persen,

"Perpanjangan PPKM level 4 ini sangat berdampak pada UMKM. Kami melihat yang masih bertahan hari ini sekitar 60 persen, sedangkan 40 lagi sudah pingsan alias gulung tikar," kata Sharmila, Jumat (6/8).

Sharmila menuturkan, untuk mengurangi dampak PPKM, Kadin telah melakukan berbagai program pemulihan, bahkan mengganti program yang sebelumnya sudah ditetapkan.

"Kami enggak pakai program naik kelas lagi, sudah diganti menjadi program recovery karena banyak yang gulung tikar dan akhirnya mereka menutup usahanya dan pulang kampung," ujarnya.

Selain itu, kata Sharmila, Kadin juga membantu dengan program pembinaan dan penguatan. Hal itu dilakukan dalam rangka untuk UMKM bisa bertransformasi ke digital mengingat sektor perbankan juga tutup saat PPKM.

"Selain pemerintah membantu UMKM dengan stimulus uang tunai melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), Kadin membantu dengan non-cash," tukasnya.

Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mencatat, serapan kredit perbankan kepada sektor UMKM sudah mencapai Rp1.024 triliun per Mei 2021. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, bahwa angka itu setara dengan 20 persen dari total alokasi kredit yang disalurkan perbankan.

"Artinya kalau penyerapan pembiayaan perbankan (bagi UMKM) sudah 20 persen, ini hampir normal seperti sebelum pandemi covid-19," kata Teten, Jumat (6/8).

Menurut Teten, indikator lain yang menggambarkan pemulihan sektor UMKM adalah hasil riset yang menyatakan bahwa 85 persen UMKM sudah kembali normal di kuartal II 2021.

"Selanjutnya, 22 persen UMKM yang sempat berhenti sudah kembali beroperasi," ujarnya.

Selain itu, lanjut Teten, tingkat serapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMKM juga sudah menyentuh 58,09 persen dari total anggaran KUR Rp253 triliun tahun ini. "Jadi, saya kira berdasarkan dua data ini menunjukkan pemulihan ekonomi yang cukup kuat," imbuhnya.

Untuk memulihkan sektor UMKM, kata Teten, Kemenkop dan UKM akan melakukan berbagai strategi mendorong penjualan produk UMKM di tengah pengetatan pembatasan. Salah satunya, mengoptimalkan penjualan produk UMKM melalui marketplace.

"Kami juga mencoba mengurangi impor, kami sudah ada kesepakatan dengan beberapa platform digital cross border untuk tidak menjual produk-produk impor yaitu dengan Lazada dan Shopee," pungkasnya. (der/zul/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait