Pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah diminta untuk proaktif melaporkan kondisinya ke tenaga kesehatan setempat. Sehingga dapat terpantau dan mendapatkan pertolongan cepat ketika kondisinya memburuk.
Jubir Satgas Penanganan Covid-19
Kabupaten Tegal Sarmanah Adi Muraeny mengatakan, penyebab kematian pasien yang sedang menjalani isoman, karena pasien enggan dirujuk ke rumah sakit.
Untuk itu, pihaknya meminta pasien isoman supaya proaktif melapor ke bidan desa, mantri atau tenaga kesehatan terdekat.
"Nantinya, mereka akan mengecek kondisi pasien apakah akan mendapat penanganan Puskesmas atau dirujuk ke rumah sakit," katanya.
Pasien Isoman, tambah Sarmanah,
juga jangan risau ketika harus dirujuk ke rumah sakit. Sebab, di rumah sakit, pasien akan mendapat pemeriksaan penunjang lengkap dan perawatan serta layanan observasi selama diisolasi.
Sementara bagi pasien Covid-19 yang tidak bergejala atau bergejala ringan, Pemkab Tegal juga telah menyiapkan sejumlah tempat isolasi terpusat. Antara lain, di Rusunawa RSUD Suradadi, Balai Latihan Kerja (BLK) Suradadi dan tujuh puskesmas yang tersebar di Kabupaten Tegal.
"Masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas isolasi terpusat ini gratis karena semuanya sudah ditanggung pemerintah,” tambahnya.
Namun, jika keadaan rumah pasien memungkinkan untuk isoman, Sarmanah menganjurkan agar isoman dilakukan dengan mematuhi ketentuan yang ada, di mana pasien harus tetap menjalankan protokol kesehatan dan menjaga kebersihan diri, rajin mencuci tangan dengan sabun, berjemur di matahari selama 10 sampai 15 menit, olahraga rutin, makan makanan bergizi dan seimbang.
Sementara itu, Direktur RSUD Suradadi Ruszaeni menambahkan, seluruh biaya yang timbul selama isolasi di rumah sakit telah ditanggung pemerintah. Baik itu pemeriksaan rutin oleh dokter dan perawat, penyediaan obat-obatan, vitamin maupun makanan tiga kali sehari.
Saat menjalani perawatan di ruang isolasi rumah sakit, dalam melakukan treatment akan menyesuaikan dengan gejala sakit yang dirasakan pasien. (guh/ima)