“Dia ini marbot yang kami datangkan sesuai rekomondasi dari salah satu pondok pesantren. Ia mengurus masjid. Kami beri honor, makan, dan kita fasilitasi hidupnya di sini. Banyak warga yang ngasih sesuatu kalau ada acara. Kami udah baik. Tapi dia malah berkhianat dengan menodai anak-anak kompleks sini,” kata AN ketua RW setempat.
Diketahui, NF sudah delapan bulan menjadi marbot di masjid tersebut. Ia kadang menjadi imam di masjid itu juga. Pada waktu luangnya, NF juga mengajarkan anak-anak mengaji.
Pada momen itulah, ia mengenal korbannya. Rupanya, pelaku ini mempunyai kelainan. Yaitu menyukai sesama jenis.
Pada momen tertentu, pelaku merayu para korbannya. Diajak ke kamarnya yang berlokasi di belakang masjid. Berbagai macam cara pelaku mengakali korban. Ada yang diiming-imingi makanan, uang, dan lainnya.
“Belum ada yang sampai disodomi. Keterangan anak-anak, hanya buat mainan saja. Ada cium dada, bibir. Paling parah ada yang ditelanjangi mau disodomi. Tapi anak-anak menolak dan menepisnya,” timpal B, salah seorang warga yang anaknya juga menjadi korban.
Menurut B, pelaku melakukan tindakan bejatnya pada waktu tertentu. Bisa malam, dan bisa pula siang hari ketika sepi. Namun ia tidak tahu semenjak kapan perbuatan NF dilakukan. Aksi NF sendiri terungkap setelah salah satu korban yang ingin mengambil memori card handpone milik pelaku.
Ketika pelaku lengah, korban langsung mengambilnya. Ia lalu mendatangi korban lainnya dan menunjukan video durasi 1 menit 23 detik. Sontak, orang tua korban yang mengetahui video itu geram. Mereka pun mengadukan kejadian tersebut ke pengurus RW.
“Dalam video itu ada ciuman dan cium dada saja. Tapi miris. Pelakunya sempat tahu kalau memori cardnya diambil. Sehingga korban juga mendapat ancaman,” tutur B.
Atas kejadian itu, pengurus RW dan masyarakat pun menggeruduk DKM masjid dan menjelaskan peristiwa tersebut. DKM pun merasa tersentak. Karena khawatir pelaku kabur dan diamuk warga, akhirnya diamankan dan diserahkan ke Mapolresta Cirebon. (cep/zul)