Sanitasi di Pasar Adiwerna tidak berjalan maksimal, sehingga kondisinya sangat kumuh dan memprihatinkan. Bahkan di tahun anggaran 2021, Pemkab Tegal tidak menganggarkan untuk revitalisasi Pasar Adiwerna.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Tegal Aditya Zulton Prakosa, Kamis (7/1) mengatakan, kondisi pasar tersebut sudah sangat memprihatinkan. Setiap musim hujan, kerap banjir. Hal itu karena sanitasi di pasar tersebut tidak bermanfaat maksimal.
Pada anggaran tahun 2021, belum ada APBD II untuk revitalisasi di pasar tersebut. Menurutnya, hal itu karena sudah diusulkan ke pemerintah pusat dan akan dianggarkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
"Sampai saat ini kita belum dapat informasi, apakah DAK itu direalisasi atau tidak," katanya.
Namun, informasi yang berkembang, tambah Aditya, DAK tersebut gagal direalisasi di tahun ini. Kabarnya, anggaran dari pemerintah pusat akan digelontorkan pada tahun 2022 mendatang. Termasuk Pasar Balamoa, Pasar Bumijawa dan Pasar Guci. Paling cepat DAK bisa turun tahun 2022, karena sudah masuk dalam Perpres Nomor 79 tahun 2019.
"Kenapa realisasi DAK mundur, karena adanya miskomunikasi antara Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) dengan Kementerian Perdagangan," tambahnya.
Hal itu, lanjut Aditya Zulton Prakosa, tidak hanya untuk pasar di Kabupaten Tegal. Namun, di seluruh pasar di Jawa Tengah. Meski demikian, pihaknya tetap akan mengupayakan agar tahun 2022 bisa direalisasi. Anggota legislatif bersama eksekutif akan tetap berusaha agar DAK bisa direalisasi. Sehingga harapan pedagang Pasar Adiwerna agar pasar tersebut segera direnovasi dapat direalisasikan.
Hal itu karena kondisi pasar sudah tidak layak. Selain atapnya bocor, jalannya becek dan sanitasi tidak lancar. (guh/ima)