Eks Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai menanyakan kapasitas Hendropriyono. Apakah sebagai penasehat presiden atau pengamat.
“Ortu mau tanya. Kapasitas Bapa di negara ini sebagai apa ya, Penasehat Pres, Pengamat? Aktivis?. Biarkan diurus gen Abad ke 21 yang egaliter, humanis, Demokrat,” kata Pigai dilansir Twitter-nya, Jumat (1/1).
Pigai mengatakan, pernah ditawari Hendropriyono sebagai wakil ketua BIN dan Duta Besar. Akan tetapi tawaran itu ditolaknya.
“Kami tidak butuh hadirnya dedengkot tua. Sebabnya Wakil Ket BIN dan Dubes yang bapak tawar saya tolak mentah-mentah. Maaf,” kata Pigai dikutip dari Fin.
Pernyataannya itu menanggapi tweet Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara dan Sekolah Tinggi Hukum Militer AM Hendropriyono yang mendukung penuh langkah pemerintah membubarkan Front Pembela Islam (FPI).
Bahkan mantan kepala BIN ini mengatakan, organisasi lain yang melindungi eks anggota FPI tunggu gilirannya.
“Organisasi pelindung ex FPI dan para provokator tunggu giliran,” cuit Hendropriyono dalam akun Twitter-nya.
Hendropriyono tidak menyebutkan nama organisasi pelindung eks FPI yang dia maksud. Namun dia yakin, masyarakat lega dengan pembubaran FPI.
“Tgl 30 Des 2020 masy bgs Indonesia merasa lega, krn mendapat hadiah berupa kebebasan dari rasa takut yg mencekam selama ini,” katanya. (dal/fin/ima)