Curah hujan yang masih tinggi di Banyumas menjadikan ratusan pengungsi banjir di Desa Sirau, Sidamulya, dan Grujugan Kemranjen, Banyumas terus bertambah. Para pengungsi saat ini membutuhkan tikar, selimut, pampers dan obat-obatan.
Hal ini dikatakan Kordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banyumas, Heriana Ady Candra. "Pengungsi saat ini sangat membutuh tikar, selimut, pampers dan obatan, itu kebutuhan mendesak. Kalau ada warga yang mau membantu silahkan langsung dikirim ke posko pengungsian," katanya.
Ia melanjutkan, saat ini para pengungsi juga membutuhkan kebutuhan makanan seperti sayur, bumbu dapur, tahu, tempe, telor, dan daging.
Saat ini Tagana dan BPBD telah mendirikan dapur umum, dan tempat pengungsian. Ada tiga tempat pengungsian yang telah didirikan, yaitu di Masjid Baitunnikmah Grumbul Pacarmalang, Gedung Madrasah Ibtidaiyah (MI) Fathul Ulum Desa Sirau, Kecamatan Kemranjen, dan MI Sidamulya Desa Sidamulya Kecamatan Kemranjen.
"Pengungsi dari Desa Sirau hampir 400 orang, Desa Grujugan 495 orang dan Desa Sidamulya 75 orang," terangnya.
Relawan gabungan saat ini juga tengah mengevakuasi 210 orang warga Desa Sidamulya. Hal ini karena debit air di desa tersebut mengalami peningkatan.
Namun sebagian masyarakat belum mau dievakuasi, sehingga sampai tadi malam hanya ada 55 orang yang dievakuasi ke MI Sidamulya. Rata-rata dari para pengungsi adalah anak anak dan lansia.
Bukan hanya di Kecamatan Kemranjen, banjir juga terjadi di Kecamatan Sumpiuh, Banyumas. Ada dua desa yang terkena musibah banjir, yakni di Desa Nusadadi dan Nusapule. (ali/zul)