Harga bawang merah di pasaran mengalami penurunan hingga 50 persen lebih. Hal ini disebabkan masih adanya impor bawang yang dilakukan oleh pemerintah.
Petani bawang asal Desa Kramat, Sunaryo (59), Rabu (5/8) mengatakan, saat ini para petani bawang di wilayah Pantura Kabupaten Tegal merintih sedih. Ini terjadi karena harga bawang tidak seperti masa tanam sebelumnya. Bahkan harganya mengalami penurunan hingga 50 persen lebih. Kabarnya, turunnya harga bawang karena impor masih terus berlangsung.
"Sekarang harga bawang di tingkat petani hanya Rp18 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya bisa lebih dari Rp30 ribu," katanya.
Dengan turunnya harga bawang, tambah Sunaryo, para petani mengalami kerugian yang cukup banyak. Setiap tanam bawang dalam 1 hektare membutuhkan biaya hingga Rp135 juta. Hal itu karena harga bibitnya sudah mahal, yakni Rp70 ribu per kilogram. Sehingga petani terpaksa gigit jari saat panen dengan harga jual yang tidak sepadan dengan modalnya.
Selain karena impor, di Jawa Timur juga sedang panen raya bawang. Maka harganya semakin turun.
"Kami
berharap pemerintah pusat dapat menghentikan impor bawang. Karena dengan adanya impor, petani lokal bakal menjadi korban," tambahnya.
Selama ini, lanjut Sunaryo, tidak sedikit petani yang meminjam uang di bank untuk modal tanam. Saat harganya hancur, tentu mereka tidak bisa mengembalikan pinjamannya. Oleh karenanya, agar kejadian ini tidak terulang lagi pemerintah diminta untuk stop impor bawang. Supaya petani bawang bisa mendapatkan untung. (guh/ima)