Praktik Pelecehan Seksual Fetish Kain Jarik Gilang Berkedok Riset Akademis

Kamis 30-07-2020,20:10 WIB

Warganet mendadak heboh dengan praktik fetish yang dilakukan oknum mahasiswa PTN di Surabaya. Secara umum, fetish diartikan sebagai dorongan kelainan seksual, berhubungan dengan benda mati atau benda hidup. Biasanya, ditujukan kepada benda-benda seperti pakaian dalam, sepatu, kaos kaki, rambut perempuan.

Sejak Rabu (29/8) malam, tagar #Gilang mendadak viral di media sosial (medsos) Twitter mengungkap kisah pelecehan seksual dibungkus kain jarit berkedok riset akademik.

Kasus ini berawal dari cuitan akun Mufis yang trending sejak diunggah pukul 18.21 WIB.

“Predator “Fetish Kain Jarik” Berkedok Riset Akdemik dari Mahasiswa PTN di SBY,” tulisnya melalui akun @m_fikris.

Dalam kasus ini, seorang mahasiswa bernama Gilang, meminta korban membungkus dirinya dengan kain jarik. Sebutan bahasa Jawa untuk kain bermotif batik dengan berbagai corak. Dengan cara itu, Gi mendapatkan kenikmatan seksual.

Awalnya, pemilik akun Twitter @m_fikris tidak curiga saat Gi memintanya membungkus diri dengan kain jarik. Apalagi, pria yang mengaku mahasiswa angkatan 2015 PTN ternama di Surabaya itu, mengatasnamakan aksi fetish-nya sebagai penelitian.

Lewat bantuan temannya, pemilik akun Twitter @m_fikris pun menuruti kemauan Gi. Membungkus dirinya memakai kain jarik. Gi pun meminta korban mendokumentasikan aksi tersebut.

Kondisi korban dalam keadaan terbungkus pun diabadikan dalam foto dan video. Tak hanya itu, Gi juga meminta korban untuk bereaksi melalui suara dan gerakan-gerakan tertentu.

Meski tidak terjadi sentuhan langsung, namun melalui foto dan video itulah, orang-orang fetisisme mendapatkan kenimatan seksual.

“Sumpah awalnya gw gak ngira si bisa kena pelecehan sexual kek gini. Gw kek bego banget gak tau mana riset mana hal-hal berbau fetish gini, rada shock juga si gw,” sesal korban.

Korban pun memberanikan diri mengunggah dugaan pelecehan yang dialaminya ke Twitter. Termasuk, bukti skrinsut percakapan, foto, dan video saat dirinya menjalankan perintah Gi.

“Karena suatu pertimbangan (takut bertambahnya korban) gw jadi berani speak up,” harap korban. (dhe/pojoksatu/rmol)

Tags :
Kategori :

Terkait