Utang Besar

Jumat 22-05-2020,08:52 WIB

19 justru meluas ke mana-mana. Termasuk ke Singapura sendiri. Juga ke pasar-pasarnya yang lain: Malaysia dan Indonesia.

Itu pun masih bukan satu-satunya pukulan. Di bulan Maret justru lebih parah: Arab Saudi bertengkar dengan Rusia. OK Lim lagi yang terkena. Harga minyak dunia dijatuhkan oleh Pangeran Mohamad bin Salman. Tinggal 30 dolar/barel. Padahal OK Lim membelinya dengan harga di atas 50 dolar/barel.

Mulailah OK Lim tidak bisa menyembunyikan kesulitan. Tidak mampu membayar utang. Bahwa laba yang dilaporkan itu diakuinya fiktif. Yang sebenarnya terjadi adalah: rugi USD 800 juta.

Kalau saja OK Lim tidak menyembunyikan kerugian itu urusannya hanya dengan bank. Tapi penyembunyian kerugian itu bisa membuatnya lebih repot: masuk ranah kriminal. OK Lim kini lagi menghadapi pengusutan kriminal itu. Ia tidak lari.

“Semua itu, saya yang bertanggung jawab,” ujar OK Lim kepada media di Singapura. “Bagian keuangan memang saya suruh untuk melakukan itu,” katanya. Ketika bagian keuangan mengingatkan risikonya, OK Lim mengatakan ia sendiri yang akan menanggung risiko itu.

Jelaslah OK Lim akan -yang umurnya diperkirakan 75 tahun- menanggung apa pun akibat perbuatan itu. Ia juga harus menyelamatkan dua anaknya. Yang dua-duanya menjadi direktur di situ. Juga menjadi pemegang saham.

anak itulah pengendali Hin Leong. Tiga orang itu pula pemegang sahamnya -dengan porsi sang bapak 75 persen.

agak mengejutkan- adalah perusahaan swasta tertutup. Belum pernah go public. Sangat langka ada perusahaan besar Singapura yang tidak melepas saham di bursa.

public Hin Leong memang lebih bebas mengatur keuangan dan manajemennya.

19 dan Pangeran Muhamad bin Salman mengobrak-abrik kerahasiaan perusahaan itu.

Dengan gagal bayar bank-bank pun memasuki jantung perusahaan itu. Bahkan juga otoritas keuangan dan aparat penegak hukum.

OK Lim akhirnya angkat tangan. Ia menjatuhkan pedangnya: menyerah. Ia mengajukan permintaan ke pengadilan untuk dibangkrutkan.

Terhitung sejak hari Jumat seminggu yang lalu: 17 April 2020.

Dengan mengirim surat ke pengadilan itu OK Lim tidak perlu lagi tertekan menghadapi pihak-pihak yang berebut menjarah asetnya.

Semua bank sudah ingin lebih dulu menyelamatkan kreditnya. Dengan menekan sang pemilik.

lah yang menjadi ‘pemilik’ perusahaan itu. Pengadilan akan mengangkat manajemen baru yang independen. Biasanya dari kantor akuntan besar -yang lagi tidak mengaudit perusahaan itu. Pasti Deloitte & Touche tidak punya peluang untuk memegang manajemen Hin Leong.

Tags :
Kategori :

Terkait