Mitos Weton Jodoh yang Dilarang Menikah dalam Adat Jawa
Mitos weton jodoh yang dilarang menikah dalam adat Jawa dipercaya bisa bawa sial. Cek wetonmu sebelum menikah!--
Radartegal.com - Dalam budaya Jawa, mitos weton jodoh yang dilarang menikah dalam adat Jawa masih menjadi pertimbangan serius bagi sebagian masyarakat. Perhitungan weton diyakini dapat memprediksi keselarasan pasangan, meskipun beberapa kombinasi dianggap membawa nasib buruk.
Beberapa pasangan menghindari pernikahan jika termasuk dalam mitos weton jodoh yang dilarang menikah dalam adat Jawa, karena takut mengalami kesialan. Meski demikian, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung kepercayaan ini, sehingga keputusan akhir tetap bergantung pada keyakinan masing-masing.
Kategori weton seperti Pati, Pegat, Sujanan, dan Padu sering dikaitkan dengan mitos weton jodoh yang dilarang menikah dalam adat Jawa. Setiap kategori memiliki makna negatif, mulai dari kematian dini hingga perselingkuhan dan pertengkaran rumah tangga.
Meski demikian, generasi muda Jawa kini mulai mempertanyakan mitos weton jodoh yang dilarang menikah dalam adat Jawa. Mereka cenderung melihatnya sebagai tradisi yang perlu dihormati, tetapi tidak harus dijadikan patokan mutlak dalam memilih pasangan.
BACA JUGA: Mitos Pohon Sawo dan Sosok Genderuwo yang Menghuninya, Cek Faktanya!
BACA JUGA: Bukan Sekadar Candi, Ini Kisah Mistis dan Mitos Wanita yang Dikutuk Jadi Anjing di Candi Asu Sengi
Kategori Weton yang Dianggap Membawa Sial
- Pati – Dipercaya membawa kematian atau kesengsaraan dalam rumah tangga. Pasangan yang wetonnya termasuk kategori ini sering dihindari karena dianggap tidak akan berumur panjang.
- Pegat – Menandakan potensi perceraian atau perpisahan. Banyak yang menganggap pasangan dengan weton Pegat tidak akan langgeng.
- Sujanan – Dikaitkan dengan ketidaksetiaan. Salah satu pasangan diyakini akan berselingkuh, sehingga pernikahan dipenuhi rasa sakit hati.
- Padu – Menunjukkan kecenderungan sering bertengkar. Meski tidak berujung perpisahan, rumah tangga akan dipenuhi konflik.
Cara menghitung weton
Perhitungan weton dilakukan dengan menjumlahkan neptu (nilai) hari dan pasaran Jawa. Misalnya:
- Hari: Minggu (5), Senin (4), Selasa (3), Rabu (7), Kamis (8), Jumat (6), Sabtu (9)
- Pasaran: Kliwon (8), Legi (5), Pahing (9), Pon (7), Wage (4)
Total neptu kedua pasangan dibagi 7 atau 8, lalu sisanya menentukan kategori weton.
Pandangan modern tentang weton jodoh
Banyak pasangan Jawa modern yang tidak lagi terikat sepenuhnya pada mitos weton jodoh yang dilarang menikah dalam adat Jawa. Mereka lebih mengutamakan komunikasi dan komitmen dalam membangun rumah tangga.
BACA JUGA: Waduk Cacaban di Tegal Simpan Mitos dan Misteri Tentang Penunggu Gaib dan Ritual Rahasia
BACA JUGA: Jangan Percaya! Ini 7 Mitos Menurunkan Berat Badan yang Menyesatkan
Namun, beberapa keluarga masih melakukan ritual tolak bala jika weton pasangan dianggap kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi tetap dihormati, meski tidak selalu diikuti secara ketat.
Tanya jawab seputar weton jodoh
Q: Apakah weton benar-benar mempengaruhi jodoh seseorang?
A: Mitos weton jodoh yang dilarang menikah dalam adat Jawa hanyalah kepercayaan turun-temurun tanpa dasar ilmiah. Keberhasilan pernikahan lebih ditentukan oleh kesiapan mental, komunikasi, dan usaha bersama.
Meski demikian, bagi yang masih percaya, weton bisa menjadi pertimbangan tambahan. Namun, sebaiknya tidak dijadikan satu-satunya penentu dalam memilih pasangan hidup.
Q: Adakah solusi mengatasi weton padu agar tidak sering bertengkar?
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


