Menjelajahi Keagungan Keraton Surakarta Hadiningrat, Saksi Bisu Sejarah Solo
Keraton Surakarta Hadiningrat di Solo menyimpan sejarah, pusaka, dan tradisi Jawa yang masih lestari. --
Radartegal.com - Keraton Surakarta Hadiningrat adalah salah satu ikon budaya Jawa yang tak lekang oleh waktu. Apa keunikan dan daya tarik dari wisata budaya ini?
Terletak di jantung Kota Solo, keraton ini bukan sekadar bangunan bersejarah, Keraton Surakarta Hadiningrat merupakan pusat peradaban, kebudayaan, hingga spiritualitas masyarakat Jawa.
Dibangun pada abad ke-18, Keraton Surakarta telah menjadi saksi bisu dinamika sejarah panjang, mulai dari era kerajaan hingga masa modern saat ini.
Keberadaannya masih relevan, bukan hanya sebagai tempat wisata, melainkan juga pusat adat dan tradisi Jawa yang masih dijalankan hingga kini.
BACA JUGA: Liburan Anti Mainstream! Rekomendasi Wisata Budaya di Brebes untuk Menambah Wawasan
BACA JUGA: Kisah Inspiratif Sate Kere, Kuliner Khas Solo yang Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Sejarah Berdirinya Keraton Surakarta Hadiningrat
Keraton Surakarta berdiri pada tahun 1745, diprakarsai oleh Susuhunan Pakubuwono II. Latar belakang pembangunan keraton ini berawal dari kehancuran Keraton Kartasura akibat Geger Pecinan (pemberontakan etnis Tionghoa) pada tahun 1743.
Untuk mengembalikan stabilitas pemerintahan, keraton baru pun dibangun di Desa Sala, yang kemudian berkembang menjadi Kota Surakarta atau Solo.
Arsitektur keraton ini dirancang oleh Pangeran Mangkubumi (kelak menjadi Sultan Hamengkubuwono I). Tak heran jika tata ruang Keraton Surakarta memiliki kesamaan dengan Keraton Yogyakarta.
Sejak saat itu, keraton ini menjadi pusat kekuasaan Kasunanan Surakarta dan tetap dijaga sebagai simbol kebudayaan Jawa hingga kini.
BACA JUGA: Wisata Budaya di Cirebon? Ini 5 Spot yang Wajib Kamu Tahu!
BACA JUGA: 4 Wisata Budaya di Semarang dengan Kisah Sejarah yang Unik
Filosofi Arsitektur dan Tata Ruang
Keraton Surakarta Hadiningrat dirancang dengan penuh makna filosofis. Setiap detail arsitektur, tata ruang, hingga warna bangunan mengandung simbol kehidupan Jawa yang sarat akan spiritualitas.
Pengaruh Budaya Beragam
Arsitekturnya adalah perpaduan Jawa klasik dengan sentuhan Islam, Tionghoa, dan Eropa. Warna dominan biru-putih menjadi ciri khas bangunan keraton, merepresentasikan keseimbangan dan ketenangan.
Kompleks Keraton yang Penuh Makna
- Alun-alun Lor dan Kidul: Tempat interaksi rakyat dengan raja sekaligus arena penyelenggaraan upacara kerajaan.
- Gapura Gladag: Pintu masuk utama yang megah, simbol gerbang menuju pusat kekuasaan.
- Baluwarti: Tembok pertahanan tinggi yang melindungi kompleks keraton.
- Pendopo Ageng Sasana Sumewa: Balai utama tempat penyelenggaraan upacara kenegaraan.
- Dalem Ageng Prabasuyasa: Kediaman utama keluarga raja.
- Panggung Songgo Buwono: Menara setinggi 30 meter yang diyakini sebagai tempat meditasi raja.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


