5 Mitos Bunga Wijaya Kusuma Putih, Salah Satu Lambang Kemakmuran

radartegal.com - Bunga wijaya kusuma putih, yang dikenal dalam bahasa ilmiah sebagai Epiphyllum oxypetalum, memiliki daya tarik tersendiri di kalangan masyarakat Indonesia. 

Keindahannya yang unik, terutama saat mekar di malam hari, telah melahirkan berbagai mitos dan kepercayaan yang hingga kini masih diyakini oleh banyak orang. 

Berikut adalah beberapa mitos bunga wijaya kusuma putih yang di yakini banyak orang. Simak ulasan lebih lanjut berikut ini yang kami kutip dari berbagai sumber.

Mitos bunga wijaya kusuma

1. Pembawa Keberuntungan

Bunga wijaya kusuma sering dianggap sebagai simbol keberuntungan. Kepercayaan ini muncul dari keyakinan bahwa melihat bunga ini mekar, terutama pada malam hari, dapat membawa rezeki yang tak terduga.

BACA JUGA: 7 Mitos Memetik Bunga Wijaya Kusuma, Bisa Dapat Jodoh bagi yang Jomlo?

BACA JUGA: Sosok Gayatri, sang Penunggu Alas Purwo dan Mitos yang Berkembang

Dalam tradisi Jawa, seseorang yang menemukan bunga ini dalam keadaan mekar diyakini akan segera mendapatkan keberuntungan besar dalam hidupnya.

Hal ini diperkuat oleh kepercayaan masyarakat bahwa momen mekarnya bunga ini sangat langka dan dianggap membawa energi positif. Menurut beberapa sumber, kepercayaan ini telah ada sejak lama dan menjadi bagian dari budaya lokal.

Bagi mereka yang berhasil menyaksikan mekarnya bunga wijaya kusuma, diyakini bahwa keberuntungan besar akan segera menyusul, baik dalam bentuk rezeki, kesehatan, maupun kesuksesan dalam karier.

2. Lambang Kemakmuran

Sejak zaman kerajaan, bunga wijaya kusuma telah menjadi simbol kemakmuran. Keberadaan bunga ini di sebuah kerajaan sering kali dihubungkan dengan kemakmuran dan kesejahteraan.

BACA JUGA: 7 Gunung di Indonesia dengan Mitos Terkenalnya Masing-masing

BACA JUGA: Mitos Menarik Gempa Bumi di Berbagai Budaya, Konon Disebabkan Makhluk Ini

Konon, bunga ini menjadi simbol bagi kerajaan yang makmur dan sejahtera. Dalam beberapa cerita, raja-raja pada masa lalu memberikan bunga ini kepada ratu sebagai simbol cinta, penghormatan, dan harapan akan kehidupan yang makmur.

Sumber: