Dibalik Layar, Bagaimana Pinjol Ilegal Meraup Untung Besar?

radartegal.com - Di bawah ini Radar Tegal akan membahas bagaimana pinjol ilegal meraup untung dari aksinya! Penasaran bukan? Simak artikel lebih lanjut di bawah ini.

Pinjaman online ilegal semakin menjadi perhatian serius di Indonesia. Fenomena ini tak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga berdampak psikologis dan sosial bagi masyarakat. 

Banyak orang yang terjebak dalam praktik pinjaman yang tidak jelas ini, seringkali tanpa disadari mereka telah masuk ke dalam perangkap yang sulit untuk keluar. 

Dalam artikel kali ini, kita akan membahas cara pinjol ilegal meraup keuntungan besar, serta dampaknya terhadap individu dan masyarakat.

BACA JUGA: Atasi Denda Pinjol yang Terus Bertambah dengan Cara Ini

BACA JUGA: Galbay Pinjol Bisa Gagalkan Persetujuan KPR, Ini Sejumlah Alasannya

Metode Keuntungan Pinjol Ilegal

Pinjol ilegal beroperasi dengan memanfaatkan berbagai celah hukum dan ketidaktahuan konsumen. Salah satu cara utama mereka memperoleh keuntungan adalah melalui bunga yang sangat tinggi.

Pinjol ilegal biasanya menawarkan pinjaman dengan bunga yang jauh lebih tinggi dibandingkan pinjaman yang sah. Suku bunga yang dikenakan dapat mencapai lebih dari 0,8% per hari, yang pada jangka panjang dapat menyebabkan utang yang sangat besar.

Misalnya, jika seseorang meminjam uang sebesar Rp1 juta dengan bunga 0,8% per hari, dalam waktu 30 hari, jumlah utang yang harus dibayar bisa mencapai hampir dua kali lipat dari jumlah pinjaman awal.

Bunga yang tinggi ini sengaja disetel untuk membuat nasabah merasa terjebak, karena semakin lama mereka tidak bisa melunasi, semakin besar pula bunga yang harus dibayar. Pada akhirnya, pinjol ilegal memanfaatkan kondisi keuangan nasabah yang terpuruk untuk mendapatkan keuntungan berlipat.

BACA JUGA: Daftar Pinjol Legal Cepat Cair 2025, Lebih Gampang dan Terpercaya

BACA JUGA: Tips Memilih Pinjol yang Aman, Peminjam Wajib Tahu Ciri-ciri Berikut

Selain itu, beberapa pinjol ilegal memperoleh keuntungan dari penjualan data pribadi nasabah. Data pribadi seperti nomor KTP, nomor telepon, alamat, hingga informasi kontak orang terdekat dapat dijual di pasar gelap dengan harga yang sangat tinggi.

Sumber: