Dibalik Layar, Bagaimana Pinjol Ilegal Meraup Untung Besar?

Dalam beberapa kasus, informasi tersebut bisa disalahgunakan untuk tujuan penipuan atau bahkan tindak kejahatan lainnya.

Keuntungan yang diperoleh dari penjualan data pribadi ini sangat besar, dan ini menjadi salah satu sumber pendapatan yang lebih menguntungkan bagi pinjol ilegal.

Lebih dari itu, pinjol ilegal menggunakan metode penagihan yang sangat agresif dan sering kali melibatkan ancaman kepada nasabah.

BACA JUGA: Mau Melaporkan Iklan Pinjol Ilegal? Begini Cara dan Hal yang Diperlukan

BACA JUGA: 5 Risiko Gunakan Pinjol untuk Modal Usaha, Simpel Tapi Harus Hati-hati

Para penagih utang tidak segan untuk mengancam akan menyebarkan data pribadi nasabah, termasuk foto atau video, jika utang tidak dilunasi.

Ancaman semacam ini menciptakan ketakutan yang mendalam di kalangan peminjam, yang pada gilirannya membuat mereka semakin terjerat dalam lingkaran utang yang tidak berujung.

Praktik seperti ini jelas melanggar norma hukum dan etika, tetapi menjadi salah satu cara yang efektif bagi pinjol ilegal untuk mempertahankan dan memperbesar keuntungan mereka.

Dampak Terhadap Masyarakat

Masyarakat Indonesia telah menjadi korban utama dalam praktik pinjol ilegal ini. Banyak individu, termasuk mereka yang berada dalam lapisan sosial ekonomi menengah ke bawah, terjebak dalam pinjaman tanpa menyadari dampak jangka panjangnya.

BACA JUGA: DC Pinjol Dilarang Lakukan 7 Hal Ini saat Tagih Utang, Bisa Lapor OJK!

BACA JUGA: Benarkah Pinjol Syariah Lebih Aman dan Untung? Simak Penjelasannya

Di beberapa kasus, pinjol ilegal bahkan menargetkan selebritas atau orang-orang yang memiliki ketenaran di media sosial. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan ketidaktahuan atau tekanan finansial yang mereka alami.

Contohnya, seorang selebritas yang tanpa sadar terlibat dalam pinjaman online ilegal mengalami ancaman serius dari pihak pinjol yang mengklaim bahwa teman-temannya telah meminjam uang atas nama mereka.

Ancaman ini membuat selebritas tersebut terpaksa memenuhi kewajiban yang sebenarnya tidak ia buat, hanya karena takut akan reputasi atau privasinya terancam.

Sumber: