Dampak Psikologis Cat Calling: Bukan Hanya Sekedar Kata-kata

Dampak Psikologis Cat Calling: Bukan Hanya Sekedar Kata-kata

Berliana Tri Julia Rahmawati, Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, penulis opini bertajuk Dampak Psikologis Cat Calling: Bukan Hanya Sekedar Kata-kata.--

DILANSIR dari SEIKO: Journal of Management & Business, cat calling merupakan bentuk dari pelecehan verbal yang sering terjadi di ruang publik.

Di mana cat calling sering merujuk pada aktivitas seksual yang biasanya dilakukan dengan nada suara keras, bersiul, berseru, dan gestur tertentu atau bahkan berkomentar (Liszari et al., 2024). 

Jika dilihat berdasarkan psikologis, perilaku ini mencerminkan bentuk dominasi dan objektifasi terhadap korban yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan emosional korban.

Bahkan hingga hal serius, seperti menimbulkan perasaan terintimidasi, cemas, dan marah (Hasan et al., 2022). 

Cat Calling Bukan Sekedar Candaan

Perlu digaris bawahi bahwa cat calling bukan sekedar “bercanda” atau “pujian”, melainkan juga bisa dalam bentuk pelecehan yang serius. 

Jika dilihat berdasarkan perspektif psikologi sosial, fenomena cat calling dapat dipahami sebagai perilaku yang seringkali merasa dilindungi oleh budaya serba boleh yang memaafkan atau bahkan mendorong perilaku tersebut (Qila et al., 2021). 

Bahkan fenomena ini dikenal sebagai penormalisasian pelecehan terhadap perempuan. Dan pelaku cat calling mungkin merasa bahwa tindakan mereka tidak memiliki konsekuensi. karena masyarakat cenderung tidak memberikan hukuman atau tekanan sosial yang signifikan terhadap perilaku ini.

Dampak Cat Calling

Dilansir dari Jurnal Ideologi dan Konstitusi PKP UNP menurut perspektif psikologi perkembangan, cat calling juga memiliki dampak pada anak atau remaja yang menyaksikan atau menjadi korban.

Sebab paparan terhadap pelecehan verbal dapat membentuk pola pikir negatif tentang tubuh dan harga diri. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi identitas diri(Amin dan Awaru., 2022). 

Misalnya, remaja perempuan mungkin mulai merasa bahwa keberadaannya di ruang publik terancam oleh pandangan atau komentar seksual. 

Oleh karena itu, pentingnya melakukan pencegahan perilaku cat calling dengan cara melakukan edukasi dan penegakkan norma sosial, dan pelatihan empati dalam lingkungan sosial. Sehingga dapat membantu individu memahami dampak negatif dari apa yang dilakukan terhadap korban.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa cat calling merupakan masalah sosial yang mencerminkan adanya ketimpangan gender dalam masyarakat.

Bahkan dampak ini berkaitan dengan masalah psikologis yang sangat krusial. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini diperlukan perubahan budaya.

Di mana individu dididik untuk menghormati orang lain sebagai manusia yang memiliki martabat dan hak yang sama dan tidak menormalisasikan atau memandang sebelah mata terkait pelecehan verbal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: