Gladi Makan Bergizi Gratis di Kota Tegal Digelar di 6 SD, Uji Coba Dimulai 17 September 2024

Gladi Makan Bergizi Gratis di Kota Tegal Digelar di 6 SD, Uji Coba Dimulai 17 September 2024

TINJAU - Pj. Wali Kota Tegal Dadang Somantri saat meninjau Gladi Makan Bergizi Gratis di salah satu SD di Kota Tegal.-Meiwan-Radartegal.disway.id

Sedangkan uji coba hari keempat dilaksanakan pada 20 September 2024 melibatkan 14 satuan pendidikan yang terdiri dari 12 SD dan 2 SMP dengan jumlah peserta 4.405 siswa terdiri 1.337 siswa satuan pendidikan swasta dan 3.068 satuan pendidikan negeri. 

Dalam kesempatan tersebut, M. Ismail Fahmi menyampaikan bahwa untuk acara gladi dan uji coba MBG tersebut, anggaran bersumber dari bantuan dan CSR dari pengusaha dan perbankkan di Kota Tegal.

BACA JUGA: Cegah Stunting, DKPPP Gelar Pelatihan Pangan Lokal yang Bergizi

BACA JUGA: Gak Perlu Mahal Buat Jadi Sehat, Cobain Nih Resep Tomat Telur Yang Kaya Akan Protein dan Pastinya Bergizi

"Terima kasih kepada para pengusaha, dunia perbankan dan dunia Industri atas sumbangsihnya dalam pelaksanaan uji caba MBG melalui CSR-nya," ucapnya

Pj. Wali Kota Tegal Dadang Somantri, Sekretaris Daerah Kota Tegal Agus Dwi Sulistyantono bersama perwakilan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Tegal mengecek langsung pelaksanaan gladi Makan Bergizi Gratis tersebut, dengan mengunjungi ke enam SD.

Dadang Somantri saat meninjau pelaksanaan gladi Makan Bergizi Gratis tersebut menyampaikan bahwa pelaksanaan gladi MBG untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan dan agar bisa mengetahui kekurangan, yang perlu diperbaiki. 

“Mulai dari persediaan stok, masuk ke UMKM sampai ke sekolah dan dinikmati oleh siswa sampai sisa-sisanya dan kita melihat siswa membuang sampah pada dua tempat sampah organik dan anorganik, kita mencoba untuk mengurangi sekecil mungkin sampah,” jelasnya.

Dadang menyampaikan bahwa menu makanan pada program Makan Bergizi Gratis tersebut sudah terukur dengan kebutuhan gizi yang diperlukan sesuai usia anak.

“Saya berharap ini bisa dibawa ke rumah, kita juga memberikan pembelajaran untuk makan bersama kepada anak-anak bagaimana membangun kebersamaan,” ujar Dadang Somantri. 

Dari hasil evaluasi, terkait dengan menu, Dadang menjelaskan bahwa masih ada anak-anak yang tidak terbiasa makan sayur. 

Sehingga tadi ada beberapa anak yang tidak menghabiskan sayur karena mengaku tidak suka sayur.

“Selain itu, ada juga anak yang tidak menyukai makanan olahan, termasuk tadi ada tahu yang dijadikan perkedel. Rata-rata masih ada yang menyisakan satu atau separuh, ini perlu dilakukan evaluasi, apakah mereka secara keseluruhan atau hanya sebagian,” ungkap Dadang.

Di setiap kelas juga ada petugas dari Dinas Kesehatan yang bertugas mengecek konsumsi makan anak, berapa persen menu yang tidak disukai atau yang disukai anak. 

Sumber: