Waspada Jebakan Uang Digital, Gerogoti Ekonomi Nasabah Berlarut-larut

Waspada Jebakan Uang Digital, Gerogoti Ekonomi Nasabah Berlarut-larut

Pinjaman online merupakan jebakan yang sangat fatal, dapat menggerogoti ekonomi masyarakat luas--

1. Selalu cek kemampuan membayar anda

Masalah pinjol biasanya diawali dengan ketidakmampuan membayar cicilan, sehingga mengakibatkan bunga yang semakin meningkat setiap harinya.

2. Selalu cek kredibilitas Pinjol

Jika ingin mengajukan pinjol harap cek terlebih dahulu apakah pinjol tersebut legal atau ilegal, sudah banyak platform pinjol legal yang terawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

3. Selalu baca tawaran yang ada

Semakin banyak tawaran pinjol yang menggiurkan, seperti pinjaman tanpa jaminan, bunga super rendah, dan lainya. Pinjol dapat meretas data-data pribadi para pengguna seperti kontak, galeri, atau data lainya.

4. Selalu disiplin untuk membayar

Jika sudah terlanjur terjerat pinjol, selalu disiplin untuk membayar cicilan sesuai dengan tenggat yang telah diberikan perusahaan. Pastikan kembali bahwa anda mengajukan pinjaman online hanya untuk kebutuhan mendesak bukan hanya sekedar untuk kebutuhan gaya hidup.

BACA JUGA: Pinjam Uang Tanpa Khawatir! Berikut Ulasan Tunaiku, Pinjol dengan Proses Pengajuan yang Mudah

BACA JUGA: Waspada Penipuan! Trik Ini Bikin DC Pinjol Nakal Tak Berani Menagih Utang Lagi

5. Jika terdesak, minta bantuan pihak ketiga

Jika anda mengalami situasi yang terdesak dalam lingkaran pinjol, selalu minta bantuan pada pihak ketiga, misalnya gadaikan barang anda untuk membayar cicilan terlebih dahulu.

Jika dibiarkan, hal ini dapat menjadi ancaman serius bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Konsumsi rumah tangga adalah hal paling utama ekonomi.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan regulasi yang lebih ketat terkait bunga dan mekanisme penagihan pinjol. Tujuannya adalah melindungi konsumen sekaligus menjaga stabilitas ekonomi.

Tanpa langkah konkret, ancaman pinjol terhadap daya beli masyarakat bisa berkembang menjadi krisis ekonomi yang lebih luas. 

Sumber: