Sambut HUT RI ke-79, Staf Khusus BPIP Ajak Pemuda Kembali ke Visi Para Founding Fathers

Sambut HUT RI ke-79, Staf Khusus BPIP Ajak Pemuda Kembali ke Visi Para Founding Fathers

NARASUMBER- Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo saat menjadi narasumber dalam Dialog Kebhinnekaan, Minggu, 11 Agustus 2024.-Istimewa-Radartegal.disway.id

MALANG, radartegal.id- Menyambut perayaan Hari Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia ini, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo mengajak para pemuda kembali pada visi para founding fathers.

Kembali menyelenggarakan kehidupan berbangsa bernegara sesuai tujuan negara di Pembukaan UUD 1945. Jadilah manusia merdeka seutuhnya. 

"Gunakan media sosial untuk menyuarakan untuk menghancurkan mentalitas manusia terjajah ini. Belajar sejarah dengan baik, mengerti cara berpikir para pendiri dan tokoh negara kita. Jadilah petarung, bukan pecundang," tandas Benny, sapaan akrabnya saat menjadi narasumber dalam Dialog Kebhinekaan dengan tema "Merajut Harmonisasi Dalam Keberagaman", yang diadakan di Aula BAU Universitas Muhammadiyah Malang, pada hari Minggu, 11 Agustus 2024.

Dalam kegiatan yang dihadiri oleh seluruh pimpinan dan para anggota dari PDPM dan PDNA se-Kabupaten Malang itu, Benny menyatakan bahwa Muhammadiyah adalah inspirasi Gerakan muda yang mencerahkan. 

BACA JUGA: Jelang Peringatan HUT RI, Pj. Walikota Tegal Terima Duplikat Bendera Pusaka Merah Putih

BACA JUGA: Peringati HUT RI ke-79, Puskesmas Tegal Barat Tabur Bunga di TMP Pura Kusuma Negara

"Bung Karno, seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, bagian dari Muhammadiyah. Ibu Fatmawati jelas bagian dari Muhammadiyah. Muhammadiyah dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya. Gerakan Muhammadiyah, di Indonesia Timur, seperti Jayapura dan Kupang, misalnya, memberikan inspirasi di dunia Pendidikan." 

Benny melanjutkan, Gerakan Pendidikan seperti ini sesuai dengan pengamalan nilai Pancasila sila kelima. 

"Keadilan sosial. Itu diwujudkan dengan juga pemerataan dalam dunia Pendidikan. Kenapa? Agar mental manusia terjajah itu dihapuskan. Sumber daya alam dan manusia dijajah dengan mentalitas seperti ini, akhirnya membawa kesengsaraan, kesenjangan sosial, kemiskinan." 

Sekarang ini, kita harus melawan apa yang disebut sebagai ideologi popularisme. Popularisme menghancurkan demokrasi; calon-calon boneka, calon-calon tunggal keluar, masyarakat dengan algoritma diarahkan untuk menjadi satu suara tanpa ada suara kritis dan dialetika untuk kebaikan bersama.

BACA JUGA: Jelang HUT RI, 72 Calon Anggota Paskibraka di Tegal Digembleng

BACA JUGA: Meriah dan Bikin Geeerrr! Bagini Cara SMPN 2 Balapulang Tegal Peringati HUT RI ke-78

"Akhirnya Pancasila menjadi retorika saja. Nilai keadilan sosial menjadi angan-angan saja," tuturnya. 

Pakar komunikasi politik ini menyatakan bahwa para pemuda harus dapat bergerak menjadi suara-suara yang berani menyatakan jika ada yang salah. 

Sumber: