Petani di Brebes Mulai Gunakan Air Comberan, DPKP: Belum Ada Laporan Sawah Kekeringan

Petani di Brebes Mulai Gunakan Air Comberan, DPKP: Belum Ada Laporan Sawah Kekeringan

Kepala DPKP Brebes M Furqon saat dikonfirmasi, Kamis 1 Agustus 2024.(istimewa)--

BREBES, radartegal.id - Dalam beberapa hari terakhir sejumlah petani di Brebes menggunakan air limbah rumah tangga atau comberan untuk mengaliri lahan persawahannya. Menanggapi hal itu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Brebes menyebutkan kalau hingga saat ini belum ada informasi lahan persawahan yang alami kemeringan. Namun, potensi kekeringan ada.

"Hingga saat ini belum ada informasi kekeringan yang kami terima. Namun, kalau berkaca tahun lalu, potensi kekeringan ada," ungkap Kepala DPKP Brebes M Furqon saat dikonfirmasi, Kamis 1 Agustus 2024.

Furqon menyebutkan, kalau musim tanam keempat ini masih masuk di musim kemarau basah. Artinya, meski sudah masuk musim namun masih ada hujan di setiap bulannya. "Dalam keseharian keseharian itu dalam satu bulan masih ada hujan," terangnya.

Meski belum ada informasi kekeringan, dirinya mengingatkan kepada para petani untuk selalu waspada. Karena potensi kekeringan, khususnya di daerah panturan ditambah Kecamatan Ketanggungan rawan terjadi kekeringan.

BACA JUGA: Sempat Kekeringan, 450 Hektar Tanaman Bawang Merah Alami Gagal Panen

BACA JUGA: Miris! Kesulitan Air, Petani Bawang Merah di Brebes Sampai Sedot Air Comberan

Diberitakan sebelumnya, bawang merah di Kelurahan Limbangan Kulon, Kecamatan Brebes gunakan air got untuk aliran tanamannya, Kamis 1 Agustus 2024. Hal itu dikarenakan aliran irigasi di wilayah tersebut sudah mulai mengering.

Salah seorang petani bawang merah di Kelurahan Limbangan Kulon, Kecamatan Brebes Sayum (51) mengatakan, sudah sejak beberapa pekan terakhir dirinya menggunakan air got untuk aliri tanaman miliknya.

"Dua hari sekali itu harus mompa, mompanya di aliran got dari limbag rumah tangga," ujarnya, Kamis 1 Agustus 2024.

Sayum menerankan, alasan dirinya menggunakan air got untuk aliri tanaman bawang miliknya karena saluran irigasi yang ada sudah mulai mengering. Sehingga, dirinya kesusahan air untuk aliri tanamannya.

BACA JUGA: Kesulitan Air, Petani di Brebes Terpaksa Gunakan Limbah Comberan untuk Aliri Persawahan

BACA JUGA: 5 Daerah Kekeringan Terparah di Jateng, 76 Juta Liter Air Bersih Sudah Disalurkan untuk Warga

Dia menerangkan, dengan melakukan pemompa air dua hari sekali jelas menambah biaya tanam kali ini. Apalagi, setiap kali mompa dirinya harus mengeluarkan biaya kurang lebih mencapai Rp30 ribu.

"Jelas nambah biaya. Apalagi setiap kali mompa itu biayanya mencapai tiga puluh ribu," ucapnya.

Sumber: