Menjadi Pusatnya Tanah Jawa, Sejarah Desa Bumijawa di Tegal Sudah Ada Sejak 1 Abad yang Lalu

Menjadi Pusatnya Tanah Jawa, Sejarah Desa Bumijawa di Tegal Sudah Ada Sejak 1 Abad yang Lalu

sejarah desa bumijawa di tegal mempunyai kaitan dengan kerajaan galuh purba dan catatan van der meulen--

BACA JUGA: Selain Penghasil Shuttlecock, Sejarah Desa Lawatan di Tegal Ternyata Punya Hubungan dengan Kerajaan Demak

Arti nama Bumijawa

Bumijawa merupakan pusarnya pulau Jawa jika dilihat dari etimologi, berasal dari dua kata Bumi dan Jawa. Dalam Bahasa Sansekerta, kata Bumi berasal dari kata Bhumi yang berarti tanah, sementara Jawa menunjukan pulau Jawa.

Sehingga bisa diartikan Bumijawa memiliki makna Tanah Jawa. Para orang tua dulu mengatakan mengatakan bahwa Bumijawa merupakan puser (pusatnya) tanah Jawa.

Apa lagi desa Bumijawa berada di kaki Gunung Slamet, gunung yang dikelilingi oleh lima kabupaten, yaitu Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Purbalingga, dan Kabupaten Banyumas.

BACA JUGA: Sejarah Desa Kesuben Lebaksiu Tegal, Penghasil Buah Dukuh Terbanyak!

BACA JUGA: Misteri Sejarah Desa Cawitali Tegal: Jejak Perjalanan dan Persinggahan Syekh Siti Jenar yang Menarik

Asal muasal tuk jimat

Tuk Jimat erat kaitannya dengan Sunan Mayakerti, dikenal juga dengan nama Mbah Camuluk, Mbah Mayakerti.

Sejarah yang berkembang di masyarakat pada masa itu di Desa Bumijawa mengalami musim kemarau yang panjang sehingga terjadi kekeringan yang menyebabkan sawah-sawah masyarakat kering serta sulitnya mencari sumber  air.

Suatu ketika ada seorang yang bernama "Mbah Warta" melihat seekor burung kuntul (bangau) terbang mengitari suatu tempat, beliau penasaran dan menghampiri burung tersebut. 

Sesampainya di tempat itu mbah warta melihat burung kuntul sedang mematuk-matukan paruhnya di tanah.

Mbah warta penasaran dan melihat apa yang sedang dilakukan oleh burung itu, ternyata beliau melihat ada sebuah Kenong (Bende) ditempat burung itu mematukan paruhnya, saat kenong tersebut di angkat keluarlah  air dari tempat bekas kenong itu berada. Ternyata kenong atau masyarakat sering menyebut "Bende" itu milik seorang tokoh yang bernama Mbah Camuluk.

BACA JUGA: Mitos dan Sejarah Desa Selapura di Tegal, Ada Larangan Bikin Pondasi Rumah dari Batu

Sumber: