Kisah Misteri Julukan Tegalwangi dan Petilasan Sunan Amangkurat I yang Menjadi Tempat Wisata Religi

Kisah Misteri Julukan Tegalwangi dan Petilasan Sunan Amangkurat I yang Menjadi Tempat Wisata Religi

WISATA RELIGI- Petilasan Sunan Amangkurat I--

RADAR TEGAL - Makam Sunan Amangkurat I berada di Tegalwangi atau Tegalarum, Desa Pesarean, Kab. Tegal, Jawa Tengah. Makam tersebut sering diziarahi oleh para peziarah maupun pengunjung dari luar wilayah untuk sekedar berziarah maupun melakukan ritual ngalap berkah.

Sunan Amangkurat I memiliki nama asli yaitu Raden Mas Sayyidin, beliau adalah putra dari Sultan Agung Hanyakrakusuma. Sultan Agung Hanyakrakusuma merupakan seorang penguasa Kerajaan Mataram Islam. 

Beliau lahir pada tahun 1619 dari permaisuri kedua yaitu Raden Ayu Wetan, cicit dari panembahan senopati pendiri Kerajaan Mataram Islam. Singkat cerita, Sunan Amangkurat I diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya dengan gelar "susuhan ing nalaga". 

Setelah resmi dinobatkan pada tahun 1646, Sunan Amangkurat I mendapat gelar "Susuhan Prabu Amangkurat" atau disingkat Amangkurat yang artinya penguasa bumi atau kerajaan. Beliau mendapatkan warisan berupa Kerajaan Mataram Islam dari sang ayah.

BACA JUGA: Menjadi Raja Pertama Demak, Begini Sejarah Raden Patah dalam Menegakkan Agama Islam dan Melawan Penjajah

Dalam kepemimpinannya, beliau menerapkan sistem sentralisasi yang bertujuan untuk menjaga kestabilitasan jangka panjang wilayah Jawa dengan memperbaiki lahan yang rusak akibat pemberontakan. Agar tujuan tersebut tercapai beliau memutuskan untuk pindah dari keraton Karta ke Keraton Plared yang ada di Kabupaten Bantul. 

Sejak pemerintahan ayahnya, wilayah itu memang direncanakan akan menjadi pusat kerajaan yang baru. Oleh karena itu Sunan Amangkurat I memilih tinggal di Keraton Plared sampai 1666.

Namun sayangnya pada masa pemerintahan beliau mengalami berbagai masalah, salah satunya ketidakpuasan atas kepemimpinannya. Selain itu juga terjadi ancaman penggulingan kekuasaan yang dilakukan oleh Trunajaya pada 1677. 

Trunajaya merupakan pimpinan pemberontakan sekaligus pangeran dari Madura. Pemberontakan tersebut didukung oleh para pejuang kesultanan Gowa yang memiliki pemimpin bernama Karaeng Galesong. 

BACA JUGA: Kisah Ki Gede Sebayu, Sosok Ulama yang Rela Babat Alas dan Bangun Tlatah Tegal

Ia merupakan salah satu putra dari Sultan Hasanudin. Pemberontakan tersebut membuahkan hasil dan akhirnya Trunajaya mampu menduduki Keraton Plared.

Kisah awal mula julukan Tegal Wangi 

Sunan Amangkurat I dan putra sulungnya melarikan diri ke pantai utara setelah kedudukannya digulingkan. Beliau meminta pertolongan pada Vereenigde Oostindische (VOC) yang dulunya pernah diperangi ayahnya.

Sebelum sampai di pantai utara, Sunan Amangkurat dan rombongan mengalami perampokan oleh warga desa. Sehingga dalam kondisi tak berdaya beliau harus menyerahkan harta benda yang ia miliki. 

Sumber: