Sejarah Jalan Tirus Tegal, Ternyata Bukan Singkatan dari Tikungan Lurus
JALAN TIRUS - Dari kisah kehidupan Van Tirus, kita belajar sejarah jalan Tirus Tegal tentang pentingnya berbuat baik dan berkontribusi bagi kemaslahatan masyarakat sekitar.--(Foto: youtube/Radar Tegal TV)
RADAR TEGAL - Sejarah jalan Tirus Tegal ternyata tidak lepas dari kisah yang terjadi. Kisah tentang Van Tirus, seorang tokoh Belanda yang menetap di Debong, Tegal Selatan, mungkin belum begitu dikenal luas oleh masyarakat pada umumnya.
Namun, di balik sejarah jalan Tirus Tegal yang tersembunyi, Van Tirus menyimpan jejak kebaikan dan kepedulian yang tak terlupakan bagi masyarakat setempat.
Tinggal di daerah yang kini dikenal dengan ramainya warung Sate Khas Tegal, sejarah jalan Tirus Tegal, Van Tirus bukan hanya sekadar nama dalam sejarah lokal, tetapi sebuah simbol kebaikan yang menginspirasi.
Melalui tindakan-tindakannya, Van Tirus telah meninggalkan warisan berharga yang terus memberi inspirasi bagi generasi-generasi selanjutnya. Salah satunya dengan mengenal sejarah jalan Tirus Tegal.
Mari kita telusuri lebih lanjut tentang siapa sebenarnya sosok Van Tirus dan bagaimana kebaikannya mengubah wajah Debong, menjadi sebuah kisah yang patut untuk diabadikan.
Tinggal di Mana Van Tirus?
Di sebuah sudut kecil di Debong, tepatnya di pertigaan jalan Tirus Tegal yang dikenal dengan keramaian warung Sate Khas Tegal, terdapat jejak kebaikan seorang tokoh Belanda bernama Van Tirus.
Sejarah mencatat bahwa selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, Van Tirus menetap di Dukuh Sampak, yang kini menjadi bagian dari Kelurahan Debonglor, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal
Van Tirus bukanlah sosok asing di tengah-tengah masyarakat Debong. Ia dikenal sebagai pengusaha kaya raya yang memperoleh hak guna tanah di wilayah Dukuh Sampak, sepanjang jalan Kapten Sudibyo.
Bersama istri tercintanya, Van Tirus hidup dalam kemegahan tanah yang sangat luas di wilayah tersebut.
Tanah yang Diwakafkan Van Tirus
Meski merupakan seorang Belanda, Van Tirus memiliki perilaku yang sangat luhur dan penuh kebajikan. Sebuah buku berjudul "Tegal Bercerita", karya AM. Erwindho H, mengungkapkan bahwa banyak tanah yang dimiliki Van Tirus diwakafkan untuk kepentingan masyarakat pribumi.
Menurut sejarah jalan Tirus Tegal kebajikan yang tercatat dalam buku tersebut, Van Tirus tidak hanya berbudi luhur, tetapi juga merupakan sosok yang sangat anti terhadap penjajahan Belanda.
Ia menolak untuk mengembalikan tanah yang telah ia kuasai kepada pemerintah Belanda. Sebaliknya, ia memilih untuk mewakafkan tanahnya demi kemaslahatan masyarakat di tempat ia tinggal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: