Tol Bali Mandara Macet Horor, Jembatan Penghubung Jawa Bali Kembali Disebut-sebut Banyak Orang

Tol Bali Mandara Macet Horor, Jembatan Penghubung Jawa Bali Kembali Disebut-sebut Banyak Orang

SELAT BALI - Jembatan penghubung Jawa Bali tidak akan pernah terwujud pembangunannya di Selat Bali, karena adanya penolakan dari masyarakat di Pulau Dewata.--

Jika Jawa dan Bali terhubung, maka budaya Bali akan rusak. Keyakinan tersebut merupakan sebuah legenda yang sudah diyakini oleh masyarakat Bali yang masih memegang teguh kebudayaan lokal setempat.

Selain perihal keyakinan, masalah kriminalitas juga dikhawatirkan akan meningkat, apabila ada jembatan penghubung Jawa-Bali tersebut. Masyarakat Bali khawatir terhadap meningkatnya kepadatan penduduk.

Pulau Dewata memang terkenal memiliki keindahan alam yang masih terjaga. Sehingga apabila Pulau Bali dan Jawa terhubung, masyarakat Bali khawatir mobilisasi perpindahan penduduk akan membuat keindahan alamnya akan ikut terdampak dengan meningkatnya jumlah penduduk.

BACA JUGA: 7 Fakta yang Melatarbelakangi Jembatan Jawa Bali Belum Bisa Dibangun, Bahkan Bisa Jadi sampai Kapan Pun

Alasan-alasan itulah yang menjadi dasar kuat Jawa dan Bali sulit terwujud dengan jembatan seperti Pulau Jawa dan Madura. Masyarakat Bali ingin terus menjaga tanah dan budaya leluhurnya, supaya bisa terus lestari.

Karena itu hingga kini, wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Dewata hanya bisa mengakses menggunakan pesawat ataupun memanfaatkan layanan penyeberangan dengan kapal ferry. Demikian informasi tentang tidak adanya jembatan penghubung Jawa-Bali.

Destinasi utama wisata di Tanah Air

Pulau Dewata saat ini merupakan destinasi tujuan wisata utama di Tanah Air, karena dikenal mempunyai daya tarik yang khas. Tidaklah mengherankan jika ada jembatan penghubung Jawa Bali, aksesibilitas antara kedua pulau ini akan semakin mudah dan nyaman.

Saat ini wisatawan yang berangkat dari Pulau Jawa, harus memilih dengan dua moda transportasi. Yakni menggunakan layanan maskapai penerbangan, atau perjalanan darat dan laut menggunakan berbagai angkutan.

Meski begitu, tiga faktor penolakan pembangunan juga berkaitan dengan adanya kepercayaan tentang mitologi Dahyang Sidhimantra, yang sengaja memutus Pulau Bali dengan Jawa. Mitosnya hal ini untuk menyaring hal-hal negatif dari luar Pulau Bali, supaya menjadi lebih mudah diawasi.

BACA JUGA: Bermula dari Kisah Anak yang Gila Judi, Begini Legenda dan Mitos Selat Bali yang Sering Menelan Korban

Tidak hanya itu, jembatan yang nantinya juga akan melintasi Selat Bali diyakini akan menyebabkan berbagai pertentangan. Utamanya terhadap kebudayaan dan adat istiadat masyarakat Hindhu Bali yang kental dengan nilai-nilai luhur yang masih terjaga. 

Demikian informasi tentang penolakan pembangunan jembatan penghubung Jawa Bali oleh warga dan komponen masyarakat di Pulau Dewata. Semoga bermanfaat. (*)

Sumber: