Leader GSM Brebes Gelar Workshop Pendidikan, Jadikan Sekolah Jadi Rumah Kedua
Kepala Dindikpora Caridah saat membuka miniworkshop GSM.(istimewa)--
RADAR TEGAL - Memiliki atensi yang sama terkait masalah pendidikan, para Leader Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) di Kabupaten Brebes, yang berasal dari sejumlah guru dan pemerhati pendidikan mengadakan miniworkshop Gerakan Sekolah Menyenangkan. Kegiatan tersebut diikuti oleh hampir seratus peserta dari berbagai jenjang pendidikan. Acara berlangsung di Aula Ponpes Nurul Hayah Ketanggungan, Brebes.
GSM didirikan oleh M. Nur Rizal, PhD dan Novi Puspita Candra, PhD, yang bekerja sebagai dosen di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Mereka ingin mengajak guru, kepala sekolah, dan stakeholder pendidikan untuk menjadikan sekolah sebagai rumah kedua yang aman dan nyaman untuk belajar bagi peserta didik.
"GSM Brebes diharapkan mampu menjadi energi baru untuk bersinergi dengan komponen-komponen lain yang terkait guna meningkatkan kualitas pendidikan. Khususnya, pendidikan yang memanusiakan manusia," ungkap Leader GSM Brebes Romafi, M.Pd, Selasa 5 Desember 2023
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Brebes Caridah saat membuka acara mengatakan, GSM di Brebes diharapkan menjadi ujung tombak perubahan paradigma pendidikan di Brebes. Ini agar menjadikan pendidikan yang menyenangkan, dalam menyukseskan Implementasi Kurikulum Merdeka.
BACA JUGA:Raih Prestasi di Olimpiade Guru Nasional, Guru SD Negeri Pekauman 2 Tegal Jadi Juara 1
Sehingga akan diberikan dukungan dan ruang yang lebih lebar bagi jalannya GSM untuk diimplementasikan di Kabupaten Brebes nantinya.
"Fokus dari sekolah menyenangkan, menjadikan sekolah harus mampu melakukan pengendalian etis terhadap ambisi-ambisi teknologi yang berpotensi mendistorsi nilai-nilai kemanusiaan," jelasnya.
Selaku narasumber dalam acara workshop kali ini Muhamad Ali Sodikin, S.Pd Leader Komunitas GSM Jawa Tengah yang juga menjadi narasumber berbagi praktik baik Kemdikbudristek. Dirinya, telah melalangbuana ke berbagai penjuru pelosok negeri mulai dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara, dan tentunya Pulau Jawa.
"Tantangan pendidikan masa depan adalah era disrupsi yang mengubah segala lini kehidupan termasuk di dunia pendidikan," pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: