Trauma, Petani Bawang Putih di Kabupaten Tegal Sempat Rugi Besar Gara-gara 120 Ton Stok Busuk

Trauma, Petani Bawang Putih di Kabupaten Tegal Sempat Rugi Besar Gara-gara 120 Ton Stok Busuk

RAPAT - Kabid Pertanian Dinas KP Tan Kabupaten Tegal Eka Agus Priani bersama jajarannya dan sejumlah petani terkait bawang putih saat Rapat di Aula Dinas KP Tan, baru-baru ini.-YERI NOVELI-radartegal.disway.id

RADAR TEGAL- Budidaya bawang putih di Kabupaten Tegal yang berpusat di Kecamatan Bojong menurun drastis. Belakangan terungkap penyebab petani enggan menanam kembali komoditas pertanian ini.

Rupanya, petani bawang putih di Kabupaten Tegal trauma karena pernah mengalami kerugian yang besar gara-gara 120 ton busuk. Nasib petani di Kabupaten Tegal pun sangat memprihatinkan saat ini. 

Hal ini seperti diungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KP Tan) Kabupaten Tegal Agus Sukoco melalui Kabid Pertanian Eka Agus Priani. Trauma petani masih berlangsung hingga sekarang. 

Tidak heran, jika luas lahan bawang putih di Kecamatan Bojong menurun drastis. Semula luas lahan mencapai 400 hektare, sekarang hanya menyisakan 37 hektare.

BACA JUGA:Produksi Bawang Putih Kabupaten Tegal Anjlok, DPRD: Oknum Ini Harus Diberantas!

"Itu pun sebagian hanya untuk penangkaran. Dan sebagian lagi di jual ke pasaran," ujarnya, Jumat 24 November 2023.

Eka mengakui, sejak tahun 2015 dan 2016, petani bawang putih di Kecamatan Bojong mendapat pendampingan dari Bank Indonesia (BI) Tegal. Kala itu, banyak petani yang mulai bangkit menanam bawang putih. 

Kemudian pada 2017, para petani di Desa Tuwel dan Desa Rembul Kecamatan Bojong berhasil meraup keuntungan yang cukup besar. Hal itu lantaran ada penampung dengan partai besar. 

Bahkan, bawang putih lokal ini berhasil mengurangi importir sedikitnya 5 persen. Namun, kondisi itu hanya berlangsung sekitar 3 tahun.

BACA JUGA:Produksi Bawang Putih di Kabupaten Tegal Lesu, Bupati Umi Azizah: Ada Permainan Oknum!

Karena pada 2020, wabah Covid-19 melanda Indonesia. Sehingga hasil panen tidak ada yang menampung.

"Malah waktu itu ada penangkar bawang putih yang memiliki stok sebanyak 120 ton. Busuk semua. Tidak ada yang menampung. Akhirnya petani trauma sampai sekarang," tuturnya. 

Eka tidak menampik, anjloknya produksi bawang putih di Kabupaten Tegal lantaran pasokan di Indonesia diimpor dari China. Harganya lebih murah dan siungnya juga lebih besar. 

Sedangkan bawang putih lokal, harganya lebih mahal dan siungnya lebih kecil.

Sumber: