Kisah Misteri Kawah Putih Ciwidey Sangat Sakral, Siapa Saja yang Melanggar Akan Dihukum Leluhur Tanah Pasundan

Kisah Misteri Kawah Putih Ciwidey Sangat Sakral, Siapa Saja yang Melanggar Akan Dihukum Leluhur Tanah Pasundan

Kisah Misteri Kawah Putih Ciwidey Ternyata Sangat Sakral, Siapa Saja yang Melanggar Akan Dihukum Para Leluhur--Image By Kompas.com Then Edited Using Corel Draw | Dimas Adi Saputra

RADAR TEGAL - Sempat viral beberapa waktu kebelakang, wisata Kawah Putih Ciwidey diyakini menyimpan kisah misteri yang sakral.

Kawah putih Ciwidey yang berlokasi di Rancabali berjarak 44 km dari Kota Bandung, menjadi tempat wisata yang populer beberapa waktu kebelakang kerana memiliki panorama keindahan alam yang natural.

Adapun untuk tiket masuk ke taman wisata alam Kawah Putih Ciwidey hanya Rp30.000 per orangnya sedangkan untuk turis dari negara tetangga dihargai Rp81.000 per orang.

Menyusuri jalan yang berkelok-kelok, pengunjung akan menempuh perjalanan sekira 15 menit dari pintu gerbang menuju kawasan utama Kawah Putih Ciwidey.

BACA JUGA:Mitos Ikan Besar di Situ Denuh Tasikmalaya yang Konon Muncul Jika Ada yang Berucap Kotor

Setibanya di kawasan kawah, pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan alam yang indah lagi memukau, yaitu kawah yang diselimuti kabut tipis.

Pada air danau wisata kawah putih ini memiliki warna air putih kehijauan yang sangat menyatu dengan batu kapur yang mengelilingi area danau.

Adapun pada bagian utara danau ada batu kapur yang berwarna kelabu berdiri kokoh ditumbuhi lumut dan sejumlah tumbuhan hijau.

Mitos dan misteri Kawah Putih Ciwidey

Namun selain menyuguhkan keindahan alam yang memukau, Ciwidey ternyata memiliki kisah misteri atau mitos yang dipercaya oleh masyarakat sekitar hingga sekarang.

BACA JUGA:Mitos Jaka Poleng, Pahlawan yang Tak Bisa Dilupakan Warga Brebes

Menurut beberapa orang, wisata Ciwidey menjadi titik lokasi berkumpulnya arwah para leluhur tanah pasundan. 

Memang, pada aera kawah putih terdapat sebuah makam yang diyakini sebagai makam para leluhur yakni, Eyang Jaga Satru, Eyang Rangsa Sadana, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyang Baskom, dan Eyang Jambrong.

Puncak Kapuk, yang menjadi salah satu puncak Gunung Patuha, dipercaya sebagai tempat berkumpulnya arwah para leluhur yang dipimpin oleh Eyang Jaga Satru.

Sumber: