Kesulitan Air Bersih, Banyak Desa di Brebes Ajukan Permohonan Bantuan Meski Hujan Mulai Turun

Kesulitan Air Bersih, Banyak Desa di Brebes Ajukan Permohonan Bantuan Meski Hujan Mulai Turun

AIR BERSIH- Sejumlah warga mendapatkan bantuan air bersih meskipun hujan sudah beberapa kali turun.-TEGUH SUPRIYANTO-radartegal.disway.id

RADAR TEGAL - Air bersih nampaknya masih menjadi masalah bagi warga di sejumlah wilayah di Brebes. Pasalnya, hujan yang beberapa kali turun secara sporadis di wilayah selatan Kabupaten Brebes, belum dapat memulihkan kondisi kekeringan di beberapa wilayah. 

Karena kesulitan air bersih, banyak desa yang akhirnya mengajukan permohonan bantuan. Baik melalui Perumda Tirta Baribis maupun BPBD Brebes.

Sejumlah wilayah masih menjadi sasaran pendistribusian bantuan air bersih. Salah satunya di wilayah Duku Bandung Indah Desa Bumiayu, Kecamatan Bumiayu. 

Sutinah, 39, warga setempat menyampaikan, air sumur rumah yang sebelumnya dijadikan sebagai sumber kebutuhan keluarga, telah surut semenjak satu bulan terakhir.

BACA JUGA:Krisis Air Bersih Belum Usai, Desa Tamansari Kabupaten Tegal Tetap Kekeringan Meski Sudah Hujan

"Hujan memang sudah turun beberapa kali, tapi belum bisa menaikkan air sumur. Sehingga kami masih kesulitan air bersih, khususnya untuk kebutuhan konsumsi," kata Sutinah, Selasa 7 November 2023.

Terkait kondisi tersebut, Kepala Perumda Tirta Baribis Unit Bumiayu H Muflikhin ST menyampaikan, kesulitan air bersih ini tidak terlepas dari fenomena El Nino dengan berlangsungnya kemarau panjang.

"Pada awal musim penghujan seperti yang terjadi saat ini, secara umum kondisi pori-pori tanah menjalankan fungsinya. Hujan dengan intensitas ringan bisa menjadi anugrah. Sebab jika hujan terlalu lebat, justru akan menyebabkan terhambatnya penyerapan karena pori-pori tertutup material," ungkap Muflikhin.

Selain itu disampaikan Muflikhin, El Nino juga berpengaruh pada cepat hilangnya air yang jatuh ke tanah. Hal ini disebabkan, fenomena alam berupa pemanasan suhu laut di atas kondisi normal di Samudra Pasifik bagian tengah.

BACA JUGA:Alami Krisis Air Bersih Selama 4 Bulan, Warga di Harjasari Kabupaten Tegal Terpaksa Beli Tiap Hari

"Angin yang dibawa El Nino kering dan panas, sehingga terjadi penguapan," ucapnya.

Selain itu, belum bertambahnya sumber-sumber mata air meski hujan sudah turun saat ini, disebabkan kondisi wilayah resapan terutama hutan yang sudah berkurang fungsinya.

"Semakin berkurangnya tanaman besar yang memiliki daya resapnya, sangat berpengaruh pada ketersediaan air," imbuh Muflikhin.

Pihaknya memperkirakan, jika tidak ada pengaruh iklim yang lain, maka kondisi sumber air akan kembali normal di antara bulan Februari hingga Maret mendatang. Kondisi ini juga mengacu pada prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Sumber: