Musim Tanam Padi di Kabupaten Tegal Mundur, Efek Kemarau Panjang dan Hujan Tidak Merata

Musim Tanam Padi di Kabupaten Tegal Mundur, Efek Kemarau Panjang dan Hujan Tidak Merata

PASAR TANI- Bupati Tegal Umi Azizah didampingi Kepala Dinas KP Tan Kabupaten Tegal Agus Sukoco saat memborong produk UMKM di acara Pasar Tani Expo WP, di halaman Dinas KP Tan setempat, belum lama ini.-YERI NOVELI-radartegal.disway.id

RADAR TEGAL- Musim tanam padi di Kabupaten Tegal dipastikan mundur. Hal ini buntut terjadinya kemarau panjang dan hujan yang masih belum merata hingga saat ini.

"Kemarau panjang ini memang sangat berdampak pada para petani. Kasihan mereka," ucap Bupati Tegal Umi Azizah saat membuka acara Pasar Tani Expo Wirausaha Pemuda (WP) Agribisnis Gerakan Pangan Murah Tahun 2023, di halaman Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KP Tan) Kabupaten Tegal, belum lama ini.

Hingga kini Kabupaten Tegal masih dilanda musim kemarau. Kendati ada beberapa wilayah yang sudah diguyur hujan, tetapi belum semuanya merata. 

Dengan begitu, musim tanam padi di Kabupaten Tegal dipastikan tidak sesuai jadwal.

BACA JUGA:GAWAT! Debit Air Waduk Cacaban Turun Drastis, Puso Ancam Petani Padi Kabupaten Tegal

"Kemarau panjang di tahun ini, menjadikan musim tanam padi mundur," kata Umi Azizah.

Bupati menjelaskan, jika ditinjau dari karakteristik wilayahnya, Kabupaten Tegal merupakan daerah agraris. Dengan luasan mencapai 87.879 hektare, kemudian 44,34 persen wilayahnya merupakan lahan sawah, baik irigasi maupun tadah hujan. 

Nilai tambah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Tegal tahun 2022 menopang 12,56 persen perekonomian daerah, atau terbesar ketiga setelah industri pengolahan dan perdagangan. 

Kalau melihat kontribusinya, sektor ini mengalami penurunan 0,44 persen poin dari tahun 2021. Begitu pula dengan laju pertumbuhannya juga turun dari 2,22 persen menjadi 1,77 persen.

BACA JUGA:Terdampak Badai El Nino, 450 Hektar Padi di Kabupaten Tegal Terancam Gagal Panen

Hal ini tentunya tidak terlepas dari kondisi pertanian yang terus dihadapkan pada persoalan besar perubahan iklim.

Menurut Bupati, kemarau panjang ini, tentu berdampak pada banyak hal. Dari mulai produktivitas yang menurun, pendapatan petani yang berkurang, hingga inflasi komoditas pangan.

"Otomatis pendapatan petani akan menurun," ujarnya.

Sumber: