Angka Penyakit TBC di Brebes Tinggi, Anggota DPRD Brebes Mengaku Prihatin

Angka Penyakit TBC di Brebes Tinggi, Anggota DPRD Brebes Mengaku Prihatin

Anggota Komisi IV DPRD Brebes M. Khajirin.(istimewa)--

RADAR TEGAL- Jumlah penyakit Tuberculosis (TBC) yang terditeksi di Kabupaten Brebes masih cukup ini. Menanggapi tingginya penyakit TBC yang ditemukan di Brebes, anggota Komisi IV DPRD Brebes M. Khajirin menyampaikan rasa keprihatinnya.

"Kami sangat prihatin sekali. Sebagai anggota Komisi IV DPRD Brebes yang membidangi kesehatan, meminta kepada Pemkab Brebes Penanganan TBC di Brebes diminta serius sehingga penderita semakin berkurang," ujarnya.

Dia menjelaskan, memang saat ini pemerintah sedang gencar dalam penanganan stunting dan kemiskinan ekstrim. Namun, penanganan TBC juga harus dimaksimalkan.

"Penyakit TBC kan itu penyakit menular dan mematikan. Apalagi umpama dalam satu keluarga terkena anggota keluarga lainnya akan cepat tertular. Ini yang perlu diantisipasi," jelasnya.

"Jadi kami harap, Dinkes bisa lebih maksimal lagi dalam penanganan penyakit ini," tukasnya.

Seperti diketahui, feteksi penyakit Tuberculosis (TBC) di Kabupaten Brebes masih cukup tinggi. Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes ) di Kabupaten Brebes mencatat penemuan kasus TBC di 2022 lalu mencapai 5.248 penderita. Dimana yang ditemukan dan diobati 4861 orang, dengan kasus kematian mencapai 86 orang.

Sementara di 2023 ini, hingga Agustus lalu, penemuan kasus TBC mencapai 3.682. Untuk penderita yang ditemukan diobati 3.682 dan kasus kematian mencapai 69 orang.

Hal ini diketahui dalam kegiatan Pertemuan Tindak Lanjut Komunitas dan Pemangku Kepentingan Jejaring DPPM (Distrik Public Private Mix) Untuk Optimalisasi Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Terkait Layanan TBC di Kabupaten Brebes, yang digelar Mentari Sehat Indonesia di Hotel Grand Dian Brebes, selama dua hari Senin - Selasa 18-19 September 2023.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Brebes dr. Ignatius Adhi Pujo mengungkapkan, bahwa mengatasi mata rantai penularan TBC memang sebetulnya harus dilakukan kerjasama semua pihak.

"Jadi perlu kerjasama semua pihak. Dan kami (Dinkes, Red) sudah berupaya maksimal dalam penanganan ini. Termasuk memperbaiki sistem penemuan penderita berdasarkan data dan laporan baik dari puskemas maupun rumah sakit negeri dan swasta," ucapnya.

Kedepannya, penemuan TBC diharapkan bisa mencapai target yang telah ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM). Termasuk melibatkan peran serta masyarakat dalam penemuan kasus-kasus TBC. "Jadi kita bisa minta bantuan masyarakat bila ada penderita seseorang yang menunjukkan gejala-gejala seperti itu untuk segera dilaporkan ke kami," imbuhnya.

Sementara saat disinggung soal anggaran kegiatan, dia membeberkan, masih bisa tercukupi. Yang terpenting, kata dia, efektifitas pelaksanaan kegiatan dengan memperbaiki efektifitas kinerja petugas kesehatan yang lebih penting. "Soal anggaran akan digunakan semaksimal mungkin untuk mencapai yang telah ditetapkan dalam perencanaan," pungkasnya.***

Sumber: