Eksploitasi Virtual Marak, Komnas Perempuan Prihatin: Banyak yang Menjadi Korban

Eksploitasi Virtual Marak, Komnas Perempuan Prihatin: Banyak yang Menjadi Korban

DISKUSI - Perwakilan Komnas Perempuan (berkursi roda-red) diskusi dengan Komisi IV DPRD dan Kepala DP3KB Brebes terkait eksploitasi virtual.-SYAMSUL FALAQ-radartegal.disway.id

RADAR TEGAL - Makin derasnya perkembangan teknologi digital, menuai respon keprihatinan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan Republik Indonesia. Terlebih, sudah kian marak eksploitasi seksual secara virtual (online-red) dengan perempuan sebagai korbannya. 

Eksploitasi virtual itu mengundang keprihatinan Komnas Perempuan saat menggelar audiensi dengan Komisi IV DPRD Kabupaten Brebes. Bertempat di ruang pimpinan, audiensi diterima langsung Ketua Komisi IV Tri Murdiningsih beserta anggota. 

Turut mendampingi, Kepala DP3KB Brebes Akhmad Ma'mun dan Sekretaris Rini Pujiastuti.

Perwakilan Komnas Perempuan Bahrul Fuad mengungkapkan, sudah ribuan perempuan menjadi korban kasus eksploitasi dan pelecehan berkedok komunikasi online atau virtual. 

BACA JUGA:Khilma Anis Penulis Hati Suhita Hadir di IBN Tegal, Menag Yaqut Beri Apresiasi Secara Virtual

BACA JUGA:Lakukan Kunjungan di Wakatobi, Jokowi Resmikan Layanan Telemedicine RSUD Kardinah Secara Virtual

Hal ini berdasarkan informasi yang masuk dari berbagai daerah di Indonesia. Sebab, modus yang dilakukan pelaku sebagian besar berawal dari komunikasi virtual secara intensif. 

Termasuk, menebar bujuk rayu hingga iming-iming dengan kemasan berbagai modus.

"Karena keterbatasan informasi perempuan, akhirnya banyak yang jadi korban mulai dari melakukan video call vulgar hingga mengirim foto tanpa busana," terangnya saat audiensi.

Dengan memanfaatkan bukti digital tersebut, lanjut Bahrul, pelaku kemudian melakukan pemerasan hingga ancaman. Tujuannya, mencari keuntungan finansial dengan mendekte hingga menekan psikologis korbannya secara virtual. 

BACA JUGA:Lebaran, Penghuni Lapas Difasilitasi Terima Kunjungan Keluarga Secara Virtual

BACA JUGA:Ganjar Minta Mantan Napiter Jack Harun Beri Pesan untuk Generasi Muda Saat Open House Virtual

Sedangkan, banyak kasus perempuan cenderung malu melaporkan peristiwa tersebut. Alasannya, karena dilakukan berdasarkan bujuk rayu dan atas dasar permintaan pelaku.

"Melalui audiensi ini, kami selalu dan terus mendorong semua unsur pemerintah agar menggencarkan edukasi dan pendampingan. Sebab, tak dipungkiri banyak korban bungkam karena belum tahu bagaimana cara mengatasi persoalan itu," ujarnya.

Sumber: radartegal.disway.id