Mitos Makam Keramat di Deli Serdang, Sering Terdengar Suara Kuda Gaib Tiap Selasa dan Jumat Kliwon
Mitos makam keramat di Deli Serdang-Tangkapan layar YouTube/widy Holidays-
RADAR TEGAL – Salah satu makam keramat di Deli Serdang memiliki mitos yang menyeramkan serta hal-hal mistis yang sering dialami sendiri oleh masyarakat sekitar. Hal yang paling sering masyarakat setempat dengar adalah suara kuda gaib tanpa wujud.
Mitos makam keramat di Deli Serdang ini memang paling populer berkaitan dengan sosok kuda tak kasat mata. Masyarakat hanya sering mendengar suara kuda disekitar lokasi, bahkan pernah juga ada yang melihat penampakan kuda terbang.
Untuk selengkapnya, berikut mitos makam keramat di Deli Serdang dan sejumlah hal mistis di area kuburan ini. Hati-hati jika datang ziarah ke tempat ini!
Lokasi makam
Makam ini berada di Desa Amplas, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) dan merupakan salah satu makam keramat yang sering dikunjungi masyarakat setempat.
BACA JUGA : 10 Mitos Orang Jawa yang Dianggap Masuk Akal dan Ada Penjelasan Ilmiahnya, Tidak Melulu Mistis
Nama lainnya merupakan makam keramat kuda, berlokasi di area perbukitan dan ditandai dengan adanya pohon terbesar yang ada di area tersebut.
Merupakan kuburan salah satu tokoh pembawa ajaran Islam di Sumut
Mitos makam keramat di Deli Serdang ini, konon merupakan makam dari salah satu pembawa Islam di Sumut, yaitu Datuk Alang Tualang Puso Syekh Abdullah.
Meski banyak yang datang ziarah ke makam ini, ada juga beberapa melakukan hal yang melenceng, seperti pesugihan. Tidak sedikit orang yang sengaja datang demi mencari peruntungan karena percaya makam ini menyimpan banyak hal gaib.
Orang-orang yang melakukan pesugihan ini kerap mengambil beberapa benda yang ada di makam. Mulai dari tanah, batu, hingga mustika-mustika tertentu. Bahkan, konon ada juga yang sengaja datang untuk mengetes ilmu atau kekuatannya.
Mitos makam keramat di Deli Serdang
Masyarakat percaya akan mitos makam keramat di Deli Serdang ini yang dulunya merupakan benteng kerajaan, yang mana raja kala itu merupakan murid dari Syekh Abdullah.
Raja tersebut memiliki 7 panglima sebagai pengawalnya, salah satunya bernama Panglima Denai yang kini menjadi salah satu nama jalan disekitar lokasi makam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: