10 Mitos dan Larangan di Bali yang Masih Dipercaya Masyarakat, Hati-hati Kalau Mau Liburan!

10 Mitos dan Larangan di Bali yang Masih Dipercaya Masyarakat, Hati-hati Kalau Mau Liburan!

Ilustrasi. Mitos dan larangan di Bali-Unsplash/Hakan Nural-

RADAR TEGAL – Setiap daerah di Indonesia memiliki mitos dan larangan tertentu termasuk Pulau Bali. Masyarakat setempat masih mempercayai mitos-mitos ini meski sudah berada di era yang modern seperti sekarang.

Mitos dan larangan di Bali ini penting untuk diketahui, apalagi jika Anda berencana untuk pergi liburan ke Pulau Dewata. Setidaknya, Anda tahu larangan atau kebiasaan apa yang masyarakat setempat lakukan dalam hal-hal tertentu.

Melansir dari berbagai sumber, berikut ini sejumlah mitos dan larangan di Bali yang masih masyarakat percaya. Beberapa ada yang berkaitan dengan Gunung Agung!

10 mitos dan larangan di Bali

1) Tidak boleh keramas saat Kajeng Kliwon atau Jumat Kliwon

Masyarakat setempat percaya jika keramas saat Kajeng Kliwon atau Jumat Kliwon bisa membuat rambut rontok.

Tidak hanya itu, masyarakat Bali juga percaya bahwa keramas saat hari tersebut bisa mempermudah seseorang untuk dimasuki maupun disakiti ilmu hitam, yang dikenal dengan ilmu Leak.

BACA JUGA : 7 Mitos dan Kepercayaan Gunung Agung di Bali, Dilarang Bawa Daging Sapi dan Menekan Lutut

2) Tidak boleh duduk di atas bantal

Mitos dan larangan di Bali berikutnya dilarang menduduki bantal. Jika secara logika, bantal merupakan tempat untuk kepala saat tidur, jadi tidak etis jika diduduki. 

Orang tua jaman dulu juga selalu memperingatkan anak-anaknya untuk tidak menduduki bantal, sebab dipercaya bisa membuat pantat bisulan.

3) Tidak boleh makan semangka bersamaan dengan gula merah

Makan semangka bersamaan dengan gula merah konon bisa mengganggu pencernaan. Larangan satu ini berkaitan dengan kesehatan.

Masyarakat percaya bahwa jika ada seseorang makan semangka bersamaan dengan gula merah, nantinya akan memicu racun dalam tubuh yang kemudian bisa menyebabkan kematian.

Sumber: