7 Hal Mistis Gunung Sumbing, Apa Benar Ada Perinya?

7 Hal Mistis Gunung Sumbing, Apa Benar Ada Perinya?

Hal Mistis Gunung Sumbing--

RADAR TEGAL - Semua gunung pastinya mempunyai cerita yang mistis entah itu di Indonesia maupun luar. Salah satunya adalah gunung yang berada di Jawa Tengah yaitu Sumbing yang tingginya 3.371 mdpl. 

Gunung Sumbing merupakan salah satu spot petualangan yang populer di kalangan petualangan. Trek gunung satu ini sangat menguji mental dan tekad sehingga banyak pendaki yang menyukainnya.

Namun selain treknya yang menantang, ternyata Gunung Sumbing juga mempunyai 7 hal mistis. Hal mistis ini mungkin sudah diketahui oleh para pendaki dan petualang yang mengunjungi secara langsung.

Oleh karena itu, kami akan membagikan 7 hal mistis Gunung Sumbing yang mungkin belum kalian ketahui. Berikut penjelasan 7 hal mistis yang penuh misteri dibawah ini.

7 Hal Mistis Gunung Sumbing

Nama Sumbing Berasal dari Cerita Rakyat di Sana

Percaya atau tidak, ada sejarah yang sudah diceritakan secara turun temurun tentang nama Sumbing. Sejarah tersebut memuat kisah dua anak laki-laki kembar yang sering sekali berkelahi. Karena si orang tua tidak tahan akan perkelahian dua putra kembarnya tersebut, si orang tua memukul salah satu putranya hingga bibirnya robek (sumbing).

Dari kejadian inilah, nama Gunung Sumbing berasal. Bicara soal Gunung Sumbing, tentu akan berkaitan dengan Gunung Sindoro. Konon katanya, Sindoro adalah representasi dari saudara kembar si Sumbing yang ada di cerita di atas.

Di Gunung Sumbing Ada Peri

Banyak pendaki dan warga sekitar yang sudah mengaku pernah melihat mahluk bercahaya di kawasan Gunung Sumbing. Banyak yang berpendapat kalau mahluk bercahaya tersebut adalah rupa dari peri-peri kecil yang tidak ingin terlihat oleh para manusia.

Namun, ada juga yang menganggap mahluk-mahluk bercahaya itu adalah para jin yang ingin memperdaya para pendaki atau petualang saat dalam pendakian Gunung Sumbing.

Orang Tua Jawa Sedang Menghisap Kemenyan

Jangan kaget jika melihat ada orang tua yang beraksen jawa kuno yang tengah duduk atau berdiri berjajar di pinggiran trek pendakian dan tengah menghisap rokok dengan bau yang tidak biasa ya. Bau yang tidak biasa tersebut berasal dari sebuah rokok yang di dalamnya dicampur oleh kemenyan.

Kemenyan dipercaya sebagai salah satu material yang disukai oleh mereka yang tidak kasat mata. Oleh karena itu, sampai sekarang belum ada keterangan khusus, mengapa orang tua jawa itu duduk berjajar di pinggir trek pendakian sembari menghisap rokok kemenyan tersebut.

Sumber: