Sejarah Benteng Van Der Wijck: Menguak Strategi Belanda Pertahanan Melawan Pangeran Diponegoro
Ilustrasi sejarah Benteng Van Der Wijck strategi pertahanan Belanda melawan Pangeran Dipenogoro.-(Foto: Tangkapan Layar/Instagram/@yulimuryanto).-
Pada tahun 1856, peran Benteng Cochius diubah menjadi Pupillenschool, sebuah sekolah militer yang ditujukan bagi warga Eropa.
Seiring berjalannya waktu, benteng ini mengalami transformasi lebih lanjut dan mengganti namanya menjadi Benteng Van Der Wijck.
Benteng ini tidak hanya melihat masa pemerintahan kolonial Belanda, tetapi juga menjadi saksi bisu dari pendudukan Jepang.
Selama masa tersebut, benteng ini digunakan sebagai tempat latihan tentara Jepang. Peran ini berlanjut hingga Indonesia merdeka.
Paska kemerdekaan, Benteng Van Der Wijck terus berperan sebagai tempat bermarkas bagi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) hingga tahun 1980.
Namun, jejak sejarah ini tidak berhenti di sana. Sejak tahun 1980 hingga tahun 2000, benteng ini berubah fungsi menjadi tempat tinggal bagi para anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).
Cerita tentang penggunaan kantor dagang VOC sebagai basis strategis juga menambah daya tarik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: