Cerita Sejarah Terputusnya Jawa dan Bali Bagian 3: Mpu Bekung Minta Pertolongan Sanghyang Rajanaga Besukih
ILUSTRASI - Mpu Bekung bertemu denga sang anak Ida Sang Bang Manik Angkeran.-Tangkapan Layar-Youtube / Gromore Studio Series
Mpu Bekung pun sangat bahagia. Kemudian dia berkata kepada anaknya Ida Sang Bang Manik Angkeran.
“Duh, putraku Sang Bang, dengarkanlah apa yang ayah katakan sekarang. Jangan lagi ananda mengulangi perbuatan yang sudah-sudah. Ayah tidak sama sekali melarang ananda untuk bermain judi, namun agar ananda ingat juga dengan rumah Ananda. Ayah sudah susah payah mencari ananda keluar masuk desa-desa,” ujar Mpu Bekung.
“Singgih palungguh Mpu, ayahandaku. Janganlah sekali-kali palungguh Mpu marah serta duka ananda sudah menginjak dewasa sejak dahulu, ananda tidak pernah sama sekali berani ingkar. Karena ananda ingin sekali dengan keberadaan diri sebagai seorang putra Brahmana,” kata Ida Sang Bang Manik Angkeran menjawab perkataan ayahnya.
BACA JUGA:Mitos Jawa-Bali Tak Boleh Terhubung Jembatan Terjawab, Padahal Jawa dan Madura Bisa
Setelah selesai memberikan nasihat kepada putranya, Mpu Bekung ingat permintaan Ida Bhatara Nagaraja Basukih, yakni sari susu lembu.
Lalu, pada hari yang baik, Mpu Bekung kembali melakukan perjalanan menuju Tohlangkir. Sesampainya di Tohlangkir, Mpu Bekung melakukan semadi memuja Ida Sanghyang Nagaraja Besukih seraya membunyikan genta saktinya.
Tidak lama kemudian Sanghyang Nagaraja pun keluar dan berkata, “Ah, Mpu Bekung yang datang."
Nah, apasaja percakapan antara Mpu Bekung dan Sanghyang Nagaraja Besukih pada pertemuan kedua ini? Dan bagaimana kelanjutan ceritanya, simak terus sejarah terputusnya Jawa dan Bali bagian selanjutnya. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: