Mengenal Tari Kuntul Tegalan Lebih Dalam, Ternyata Menyimpan Strategi Perang Pangeran Dipenogoro

Mengenal Tari Kuntul Tegalan Lebih Dalam, Ternyata Menyimpan Strategi Perang Pangeran Dipenogoro

Ilustrasi Tari Kuntul Tegalan yang merupakn strategi perang Pangeran Dipenogoro.--

Asal usul kata "Kuntulan" memiliki dua kemungkinan makna menarik. 

 

Pertama, berasal dari kata "kun-taw" atau "kunthauw," yaitu salah satu jenis seni bela diri dari etnis keturunan China yang menetap di Filipina. 

 

Kedua, nama Kuntulan juga merujuk pada burung angsa berwarna putih yang elok. Sepertinya makna tersebut mengandung pesan tentang keanggunan gerakan yang lembut seperti burung Kuntul yang mengudara.

 

Tak heran, tarian Kuntulan juga dipercaya tumbuh subur pada masa perang Diponegoro tahun 1825 hingga 1830. 

 

Masa itu merupakan waktu yang penuh tantangan, dan para Laskar Pangeran Diponegoro memerlukan strategi cerdas untuk menyusun kekuatan tanpa terdeteksi oleh Pemerintah Belanda. 

 

Kuntulan menjadi cara menyelubungi latihan gladi keprajuritan mereka agar tak diketahui musuh. 

 

Gerakan-gerakan bela diri dalam Kuntulan disempurnakan dan diiringi oleh alunan rebana serta syair keagamaan untuk menambah kesakralan suasana.

 

Bagaimana tarian ini ditampilkan? Biasanya, Kuntulan ditarikan oleh sepuluh penari atau lebih. 

Sumber: