Mengenang Leluhur, Tradisi Kematian Suku Toraja Ini Pakaikan Baju Baru untuk Mayat
--wikipedia
Sementara itu, anggota keluarga berkumpul di sekitar Patane untuk mengambil jasad leluhur mereka yang tersimpan di dalam liang lahat. Setelah itu, mereka membersihkan dan mengeringkannya sebelum memakaikan baju baru dan menaruh ke peti baru.
Jasad yang telah masuk ke dalam peti baru belum boleh diturunkan ke liang lahat maupun masuk Patane kembali. Jadi, pihak keluarga menjaga jasad semalaman sebelum esok harinya melaksanakan potong hewan dilanjut dengan ibadah dan makan bersama.
Setelah itu, peti baru diturunkan ke liang lahat dan tidak boleh dibuka kembali. Biasanya jasad wanita akan menggunakan baju pengantin dan jasad pria menggunakan pakaian rapi lengkap dari jas hingga kacamata.
BACA JUGA:6 Suku di Indonesia dengan Tradisi Uniknya, Nomor 6 Pernah Menjadi Sorotan Dunia
Makna dari tradisi Ma'nene
Selama prosesi tersebut berlangsung, sebagian kaum lelaki membentuk lingkaran serta menyanyikan lagu dan tarian yang melambangkan kesedihan. Lagu dan gerak tarian tersebut berguna untuk menyemangati para keluarga yang ditinggalkan.
Tradisi Ma'nene erat dengan konsep hidup masyarakat Toraja yang menganggap bahwa leluhurnya yang suci berasal dari langit dan bumi. Karena itu, tak semestinya orang yang meninggal dunia jasadnya dikuburkan dalam tanah.
Bagi masyarakat, hal ini akan merusak kesucian bumi yang berakibat pada kesuburan bumi. Ritual Ma'nene ini juga mencerminkan betapa pentingnya hubungan antar anggota keluarga.
Waktu pelaksanaan ritual
Biasanya Ritual Ma'nene dilakukan serempak pada keluarga atau satu desa sehingga tradisi ini berlangsung cukup lama. Waktu pelaksanaannya berdasarkan kesepakatan bersama keluarga dan Ne' Tomina melalui musyawarah desa.
Tradisi ini digelar sekali dalam kurun waktu 3 - 4 tahun untuk mempererat silahturahmi sehingga keluarga yang di perantauan bisa menjenguk orangtua atau Nenek To'dolo, yaitu nenek moyang mereka.
BACA JUGA:Dari Jawa Hingga Toraja, Mari Mengenal Keanekaragaman Suku Terbesar di Indonesia
Cerita rakyat asal mula tradisi Ma'nene
Cerita rakyat yang berkembang dalam pelaksanaan tradisi Ma'nene ini mengkisahkan seorang pemburu bernama Pong Rumasek yang menemukan sesosok mayat tergeletak di tengah jalan dengan kondisi memprihatinkan.
Kondisi mayat tersebut membuat hatinya tergerak sehingga ia melepaskan bajunya sendiri dan mengenakannya pada jasad yang tinggal tulang belulang tersebut. Kemudian ia memindahkan jasad ke tempat yang lebih layak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: https://youtu.be/egm-xppgoyc