Putus Sejak 2017, Jembatan Wadasgumantung Brebes Tak Kunjung Diperbaiki, Aktivitas Warga Terkendala

Putus Sejak 2017, Jembatan Wadasgumantung Brebes Tak Kunjung Diperbaiki, Aktivitas Warga Terkendala

Warga terpaksa turun ke sungai untuk menyeberang, karena Jembatan Wadsgumantung yang putus sejak tahun 2017 silam hingga sekarang belum mendapat penanganan.-Teguh Supriyanto-

TONJONG, RADARTEGAL.COM - Warga Dukuh Wadasgumantung, Desa Kutamendala, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, terpaksa harus nyebur ke sungai dan menantang derasnya aliran air untuk menyeberang. Hal itu dilakukan lantaran tidak adanya fasilitas jembatan.

Diketahui, jembatan Wadasgumantung putus pada tahun 2017 silam. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda jembatan tersebut akan diperbaiki atau dibangun kembali oleh Pemerintah Daerah (Pemda).

Karena itu warga berharap ada pembangunan jembatan darurat, sebelum adanya pembangunan jembatan permanen. Harapannya dengan jembatan darurat atau sementara, aktivitas warga kembali normal tidak terhambat.

"Terutama untuk anak-anak sekolah, pastinya kalau tidak ada jembatan mereka terhambat," ungkap Siswandi, warga setempat, Minggu 27 November 2022.

BACA JUGA:Kota Yogyakarta Jadi Lautan XMax, XOG 2 Berlangsung Semarak dan Sukses

Meskipun hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki, namun jembatan tersebut sangat membantu warga Dukuh Wadasgumantung untuk dapat mengakses luar wilayah.

"Terutama para pelajar, orang sakit dan juga ibu hamil. Mereka sangat kerepotan jika harus turun ke sungai, semenjak jembatan utama putus," ungkap Siswandi.

Sebelumnya, kata dia, terdapat jembatan darurat berjarak sekitar 100 meter dari jembatan utama. Dibuat sepanjang 7 meter dengan lebar 50 sentimeter. 

Badan jembatan diikatkan pada sebuah pohon besar di tepi sungai. Hanya saja saat terjadi banjir jembatan kembali roboh dan hanyut.

BACA JUGA:Geliat Pandai Besi Cangkul Kabupaten Tegal: Produksi Secara Tradisional, Dipasarkan Pada Hari-Hari Keramat

"Hingga akhirnya sekarang warga terpaksa turun ke sungai kalau mau menyeberang. Itu dilakukan hanya jika sedang tidak banjir, tapi kalau debit meningkat maka tidak ada yang berani," tuturnya.

Dikatakan putusnya jembatan utama sangat dirasakan dampaknya, bagi kehidupan warga Dukuh Wadasgumantung. Selain pelajar dari pedukuhan yang hendak sekolah ke luar wilayah.

Warga juga kesulitan untuk bisa mengakses sarana lain yang berada di luar pedukuhan seperti halnya fasilitas kesehatan.

BACA JUGA:Cegah Stunting, 955 Pelajar di Kabupaten Tegal Dapat Paket Makanan Bergizi

Sumber: