7 Nelayan Meninggal Kelelahan Mendorong Kapal, DPRD Minta Normalisasi Kali Bacin
KALI BACIN - Beginilah kondisi sedimentasi di muara Sungai Kali Bacin Kota Tegal.-Istimewa-
KOTA TEGAL, radartegal.com - Meninggalnya sejumlah nelayan diduga karena kelelahan mendorong kapal yang terhalang sedimentasi di muara Kali Bacin, mengundang keprihatinan Ketua DPRD Kota Tegal Kusnendro. Dirinya berharap, agar di 2023 mendatang ada kegiatan normalisasi sungai itu agar tidak ada korban jiwa lagi.
Ditemui di ruang kerjanya, Selasa, 30 Agustus 2022, Kusnendro mengatakan, muara di sungai Kali Bacin sering tertutup sedimentasi. Sehingga, nelayan tradisional sering mengalami kesulitan saat akan pergi melaut dan kembali.
"Nelayan sering mengalami kesulitan keluar masuk, bahkan pernah terjadi kematian karena mendorong kapal," katanya.
Menurut Kusnendro, nelayan yang kerap beraktivitas di sana merupakan nelayan tradisional yang berangkat secara harian. Kalau kemudian mereka mengalami kesulitan untuk keluar masuk, maka pendapatan mereka menjadi berkurang.
"Ketika berangkat saja, belum tentu mendapatkan hasil. Apalagi, jika mereka kesulitan keluar masuk karena terhalang sedimentasi yang cukup tebal," ujar Kusnendro.
Karenanya, kata Kusnendro, normalisasi di sungai itu, menjadi sangat penting. Termasuk pembuatan jetty di luarnya agar tidak terjadi sedimentasi.
"Sehingga nelayan yang berangkat harian tidak terganggu dan pendapatan mereka akan tetap terjaga," tandasnya.
Menurut Kusnendro, pada pembahasan KUA PPAS APBD 2023 lalu, ada anggaran sebesar Rp2,5 miliar untuk normalisasi sungai dan saluran kecil. Karenanya, dirinya berharap agar dari anggaran itu, sebagian bisa dialihkan untuk melakukan normalisasi Kali Bacin.
"Sehingga, harapannya ke depan tidak terjadi kecelakaan karena harus mendorong kapal. Maka perlu mendapatkan perhatian dari pemkot," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, dalam kurun waktu lima tahun belakangan, 7 orang dari dua kelompok nelayan tradisional di Kelurahan Tegalsari Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal, meninggal dunia diduga akibat kelelahan setelah menarik perahu berukuran lima gross ton (GT) di aliran Kali Bacin yang mengalami pendangkalan. Karenanya, mereka menuntut adanya penanganan untuk mencegah jatuhnya korban lagi.
Ketua Kelompok Nelayan Cracas Jaya Tedi Priyono mengatakan, ada 4 orang anggotanya yang telah meninggal dunia sejak 2017 hingga 2020 lalu. Kemudian, belum lama ini bertambah 3 lagi.
"Salah satu nelayan bahkan meninggal dunia di aliran Sungai Kalibacin, dengan kondisi badan tertelungkup, karena diduga terlalu lelah saat menarik perahu dari bibir pantai hingga dermaga atau jamban," katanya.
Terkait itu, dirinya berharap, pemerintah dapat merespon dan bertindak. Sehingga, tidak ada korban yang lainnya di kemudian hari.
"Terlebih, aliran Sungai Kalibacin, menjadi akses satu-satunya para nelayan untuk pergi melaut. Jika tidak segera ditangani, kami khawatir dan takut akan menelan korban lagi," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: