Diduga Kelelahan Saat Tarik Kapal, 7 Nelayan Tradisional di Tegal Meninggal

Diduga Kelelahan Saat Tarik Kapal, 7 Nelayan Tradisional di Tegal Meninggal

BERAKTIVITAS - Nelayan tradisional di Kota Tegal tengah memulai aktivitas melaut. (foto: istimewa/rtc)--

TEGAL, radartegal.com - 7 orang di Kota Tegal meninggal dunia dalam kurun waktu lima tahun belakangan. Mereka berasal dari dua kelompok nelayan tradisional di Kelurahan Tegalsari Kecamatan Tegal Barat.

Diduga ke-7 orang itu meninggal dunia, akibat kelelahan setelah menarik perahu berukuran lima gross ton (GT) ke aliran Sungai Kalibacin. Sungai yang menjadi alur keluar masuk kapal nelayan menuju dan keluar Pelabuhan Tegal itu sendiri sudah mengalami pendangkalan.

Itulah sebabnya mereka menuntut alur sungai segera dinormalisasi untuk mencegah jatuhnya korban lagi. Ketua Kelompok Nelayan Cracas Jaya, Tedi Priyono, mengatakan ada 4 orang anggotanya yang meninggal dunia sejak 2017 hingga 2020 lalu. Kemudian, belum lama ini bertambah 3 orang lagi.

"Salah satu nelayan bahkan meninggal dunia di aliran Sungai Kalibacin, dengan kondisi badan tertelungkup. Diduga dia terlalu lelah saat menarik perahu dari bibir pantai hingga dermaga atau jamban," katanya.

Terkait itu, dirinya berharap, pemerintah dapat merespon dan bertindak. Sehingga, tidak ada korban yang lainnya dikemudian hari.

"Terlebih, aliran Sungai Kalibacin, menjadi akses satu-satunya para nelayan untuk pergi melaut. Jika tidak segera ditangani, kami khawatir dan takut akan menelan korban lagi," tandasnya.

Untuk diketahui, pendangkalan Sungai Kalibacin, terjadi sejak beberapa tahun lalu. Diketahui, pengerukan lumpur sempat dilakukan pemerintah pada 2016 silam.

Aliran Sungai Kalibacin sepanjang kurang lebih 500 meter, selama ini menjadi akses keluar masuk nelayan tradisional dari dua kelompok yang berjumlah sekitar 36 orang.

Mereka biasa pergi melaut pada pagi hari dan kembali berlabuh pada siang atau sore hari dengan aktivitas yang beragam, mulai dari memancing hingga menjaring (arad). (*)

Sumber: