Tertarik Kardinahtegalverse, Kabid Dokkes Polda Jatim Studi Banding ke Kardinah

Tertarik Kardinahtegalverse, Kabid Dokkes Polda Jatim Studi Banding ke Kardinah

MENCOBA- Kabid Dokkes Polda bersama Kepala RS Bhayangkara HS. Samsoeri Surabaya mencoba salah satu aplikasi Kardinahtegalverse.-TEGUH M/RADAR TEGAL GROUP-radartegal.com

KOTA TEGAL - Inovasi RSUD Kardinah dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk peningkatan layanan kesehatan kepada masyarakat melalui program Kardinahtegalverse ternyata dilirik Polda Jatim. 

Kamis (21/7), Kabid Dokkes Kombes Pol dr Erwin Zaenul Hakim bersama Kepala RS Bhayangkara drg Agung Hadi Wijanarko berkunjung untuk belajar hal itu.

Dalam sambutannya, Kabid Dokkes Kombes Pol dr Erwin Zaenul Hakim mengatakan, saat ini Polda Jatim memiliki 10 rumah sakit Bhayangkara. Dua merupakan tipe B dan 8 lainnya tipe C.

"Awalnya keberadaan rumah sakit Bhayangkara memang untuk kesehatan anggota. Namun, pada perkembangannya berubah menjadi BLU (Badan Layanan Usaha_red)," katanya.

Belakangan, kata Kombes Erwin, pihaknya mendengar ada teknologi metaverse yang diterapkan di RSUD Kardinah. Sehingga, pihaknya tertarik untuk mengadopsinya di rumah sakit Bhayangkara yang tujuannya juga untuk meningkatkan layanan.

"Kita ingin belajar banyak tentang itu. Harapannya, nanti bisa kita adopsi untuk diterapkan di RS Bhayangkara," ujarnya.

Menanggapi itu, Direktur RSUD Kardinah Kota Tegal drg Agus Dwi Sulistyantono mengungkapkan, Kardinahtegalverse merupakan upaya menggabungkan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). 

Program  itu, merupakan upaya mengimplementasikan metaverse dalam meningkatkan perawatan dan kesehatan. 

"Kardinahtegalverse itu sendiri telah dilaunching Presiden Joko Widodo saat kunjungan ke Wakatobi dan juga oleh Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono," jelasnya.

Menurut Agus, Kardinahtegalverse dikembangkan untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses berbagai layanan serta informasi mengenai RSUD Kardinah yang dapat digunakan melalui perangkat telepon pintar android. 

Sehingga, masyarakat hanya perlu memindai gambar dan akan muncul bentuk tiga dimensi (3D) secara interaktif di layar telepon pintar.     

"Harapannya, masyarakat yang datang ke sini bukan hanya untuk berobat tetapi bisa juga untuk belajar wisata sejarah karena di dalamnya telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti heritage, penunjuk arah dan lainnya," ujar Agus.

Agus menambahkan, pihaknya sangat terbuka dan berharap jika nantinya memang akan diterapkan di RS Bhayangkara, tentunya akan menjadi kebanggaan Indonesia. 

Ada rumah sakit milik pemerintah dan Polri yang bisa memanfaatkan teknologi informasi untuk peningkatan layanan kesehatan. (muj/ima)

Sumber: radartegal.com