Libur dan Cuti Lebaran Banyak, Honorer di Kota Tegal Mengeluh Honornya Berkurang

Libur dan Cuti Lebaran Banyak, Honorer di Kota Tegal Mengeluh Honornya Berkurang

Banyaknya libur dan cuti saat perayaan Idul Fitri lalu, dikeluhkan para tenaga honorer yang dibayar harian. Pasalnya, honor yang mereka terima lebih sedikit dari Lebaran tahun lalu. 

Ketua PGRI Kota Tegal Kadarisman saat memberikan sambutan dalam kegiatan halalbihalal, Kamis (2/6) kemarin mengatakan, anggota PGRI menurun cukup banyak. Sebab, pada 2014 itu ada 2.896 orang. Namun, saat ini tinggal 2.346.

"Salah satu penyebabnya, setelah lima tahun tidak ada pengangkatan CPNS, moratorium namanya yah katanya," ujar Kadarisman.

Selain itu, ujar Kadarisman, tenaga honorer yang dibayar harian, hampir semuanya mengeluh. Sebab, saat mau Lebaran tetapi libur dan cutinya cukup banyak. Sehingga, yang biasanya menerima honor sampai Rp2 juta, kemarin hanya Rp1,5 juta.

"Padahal Lebaran itu momen yang membutuhkan dana banyak," ujarnya.

Karenanya, imbuh Kadarisman, pihaknya mengusulkan kepada kepala dinas dan sekda agar sistemnya per bulan. Sehingga, tidak ada perbedaan antara bulan yang satu dengan lainnya.

"Mudah-mudahan beliau nanti bisa dipertimbangkan," tandas Kadarisman.

Kadarisman menambahkan, pihaknya menyambut baik Kota Tegal bisa memberikan kesejahteraan yang luar biasa kepada teman-teman guru yang nonsertifikasi. Namun, karena kemampuan daerah terbatas maka baru sebagian. 

"Mudah-mudahan berikutnya bisa semua," tambah Kadarisman.

Wali Kota Tegal H Dedy Yon Supriyono dalam sambutannya menyampaikan, profesi guru adalah profesi yang sangat mulia. Sebab, mempunyai tugas yang berat untuk menciptakan generasi emas yang pandai dan cerdas meski di tengah keterbatasan SDM.

"Untuk itu, saya titip pesan hormat saya kepada PGRI Kota Tegal untuk disampaikan rasa hormat saya kepada para guru di Kota Tegal. Dedy Yon tidak ada artinya, jika tidak dibantu oleh para guru yang tulus dalam pengabdiannya," ujarnya

Dedy Yon berharap dengan menjunjung tinggi kebersamaan dan profesionalitas, capaian kinerja guru tercapai secara optimal. Pada akhirnya mutu pendidikan di Kota Tegal dapat lebih baik lagi. 

"Walaupun semestinya silaturahmi tidak dapat diwakilkan, namun demikian karena keterbatasan kondisi dan situasi Covid - 19 belum seutuhnya reda terpaksa acara diselenggarakan dengan peserta yang terbatas," ujar Dedy. (muj/ima)

Sumber: